Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Madrid Raksasa dan ATM Pembunuh Raksasa

28 Mei 2016   19:20 Diperbarui: 28 Mei 2016   19:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak ada lagi keraguan. Label pembunuh raksasa berdarah dingin sangat pas disematkan di pundak Atletico Madrid (ATM). ATM boleh gagal di kompetisi domestik, tapi di panggung mewah sekelas Liga Champions, ATM adalah pembunuh raksasa yang amat ditakuti lawan. Tak terkecuali Real Madrid, lawan ATM di final nanti. Di lain sisi, label raksasa yang disematkan di pundak Madrid juga tak terbantahkan. Pasalnya, Madrid-lah penguasa sahih Piala/Liga Champions, dan kini Madrid tengah memburu gelar ke-11 (undecima). Lalu di mana embel-embel “berdarah dingin” itu muncul? Coba tengok perjalanan ATM mulai babak penyisihan grup hingga menjejakkan kakinya di partai puncak.

Adalah Galatasaray, Benfica, dan Astana. Mereka adalah para juara di liga domestik masing-masing yang dikuliti ATM, meski Benfica sempat mengalahkan ATM di leg I tapi ATM balik membalasnya di leg II. Gala di Turki, Benfica di Portugal dan Astana di Kazakstan sudah merasakan sabetan tajam pisau bernama ATM. Hal yang sama juga dirasakan rival ATM di babak 16 besar, delapan besar hingga semifinal. Juara Eredivisie PSV Eindhoven dikirim pulang ke Belanda, dan yang paling heboh tentunya adalah juara La Liga Barcelona dan juara Bundesliga Bayern Munich, yang dipaksa angkat koper di babak perempatfinal dan semifinal.

Dari deskripsi di atas, kita bisa tarik benang merahnya bahwa Madrid boleh besar di hadapan ATM yang kita gambarkan sebagai liliput. Tapi harus diingat, label pembunuh raksasa sudah bukan lagi sebatas julukan yang mengawang-awang, sudah itu malayang terbang, melainkan julukan sahih yang punya bukti faktual, dan itu terekam jelas di babak knockout. Raksasa Belanda PSV, raksasa Spanyol Barcelona dan raksasa Jerman Munich, semua K.O di tangan ATM. Akankah raksasa Madrid juga bakal terkapar di Stadion San Siro Milan? Jawabannya  tinggal menghitung jam.

Madrid memang raksasa dan ATM adalah liliput, tapi ATM punya keahlian menyingkirkan para raksasa. Dan keahlian ATM sepertinya akan terus terasah dan terjaga di laga final nanti yang juga ulangan final musim 2013/2014. Tanda-tanda tersebut bisa kita lihat dari rekor pertemuan mereka di La Liga musim ini. Madrid tak pernah menang, sekali seri dan sekali kalah. Bahkan kekalahan terakhir terjadi di rumah sendiri, Santiago Bernabeu. Satu lagi penegasan tanda-tanda keahlian ATM adalah San Siro bukan tempat yang nyaman bagi  Madrid.

Sejarah mencatat, siapa pun lawannya, Madrid tak pernah menang di stadion kebanggaan Kota Milano tersebut. Hal itu diperparah tren negatif Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane yang kerap mengalami nasib minor setiap kali bermain di San Siro. Nah, keahlian ATM bakal dipertajam oleh tren buruk Madrid, CR7 dan Zizou. Lengkap sudah prediksi di depan layar laptop. Tinggal duduk manis di depan TV, sambil tangan kanan mainkan sarabba dan gorengan. Menunggu pagi sembari menanti juara baru adalah cara terbaik memenuhi hasrat liar menonton bola. Kenapa? Karena kami tidak berbakat untuk diam ketika ada pertandingan sepak bola, siapa pun yang bermain. (Lukman Hamarong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun