Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

“Kuping Besar” di Kepala City

4 Mei 2016   18:34 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangan pernah menganggap enteng musuh karena sesungguhnya musuhmu yang akan memberimu kejayaan. Ketika Anda sudah menganggap enteng lawanmu yang di atas kertas mudah ditundukkan, maka alamat bahaya senantiasa mengintaimu dan memangsamu di mana saja dan kapan pun. Mungkin ujar-ujaran saya ini sangat pas menggambarkan pertarungan Bayern Munich versus Atletico Madrid (ATM) yang berkesudahan agregat 3-3. ATM pun lolos produktivitas gol tandang. Dan untuk kali ketiga mampu bertarung di laga puncak kompetisi paling mewah di dunia tersebut.

Sebelum leg II dihelat, Pep Guardiola, peracik strategi Bayern, mengeluarkan statemen yang ekstrim, terkesan menganggap enteng ATM. “Kalau kami kalah silahkan bunuh saya,” Secara tersurat, ungkapan Pep tersebut wajar-wajar saja mengingat Bayern klub paling mendominasi di Jerman, sementara ATM masih tenggelam di bawah bayang-bayang duopoli La Liga, Barca dan Madrid. Jadi, wajar keyakinan Pep begitu tinggi mengalahkan ATM. 

Terbukti memang, Bayern tidak kalah, bahkan menang. Namun secara tersirat ada pesan ‘membusungkan dada’ yang diucapkan Pep. Eks Barca itu seolah-olah yakin menang dan lolos ke final dengan mudah, sehingga kata “bunuh” keluar dari mulutnya. Bayern memang menang, tapi faktanya Bayern juga tersingkir.

Zinedine “Zizou” Zidane harus bisa memetik pelajaran dari tersingkirnya Bayern. Zizou tidak boleh sepongah Pep. Pelatih Real Madrid itu harus bisa melihat Manchester City sebagai klub kuat, meski masa edar City di Eropa masih seujung kuku dibanding Madrid. Kalau mau jujur, pertarungan Madrid vs City di Leg II Semifinal Liga Champion 2015/2016 ibarat pertarungan antara David vs Goliath.

Itu jika kita berbicara prestasi di tingkat Eropa. Tapi soal kualitas pemain dan harga pasar yang dimiliki pemain di dua kubu menggambarkan bahwa City dan Madrid setara, tidak ada David dan tidak ada Goliath. Satu yang harus diingat, jika Zizou seperti Pep, maka ijinkan City menghadapi ATM di final. Ketika Madrid memberi “restu” kepada City, maka ada kemungkinan “Kuping Besar” terpasang di kepala City.

“Si Kuping Besar” adalah nama lain dari Trofi Liga Champions. Istilah tersebut bentukan media merujuk pada fisik trofi yang menyerupai telinga raksasa yang ada di badan trofi yang terbuat dari perak tersebut. Arah ke sana semakin terang, seterang keyakinan Pelatih Manuel Pellegrini mewujudkan misi meninggalkan warisan mewah kepada Pep Guardiola yang akan menggantikan dirinya musim depan di City. Pellegrini punya trackrecord bagus di Eropa bersama Villareal. Dan ini coba ia tularkan di City. Kalau Leicester City mampu membuat sejarah besar dengan menjuarai EPL, masa’ City yang punya kualitas pemain kelas wahid tak bisa membuat hal yang sama di panggung yang lebih elit?

Sergio Aguero dan Kevin De Bruyne adalah dua nama penjamin misi sukses City dalam memasang “Telinga Besar” di kepala klub biru langit tersebut. Madrid? Meski bermain di rumah sendiri, tidak mudah bagi Los Blancos meraih hasil positif, mengingat dua striker tajamnya, CR7 dan Benzema, masih diragukan tampil. Meski  demikian, Madrid bukan hanya mereka, Madrid masih punya satu sosok pembeda yang belakangan acapkali menjadi pahlawan kemenangan. 

Siapa lagi kalau bukan Gareth Bale. Ketidakhadiran CR7 dan Benz bisa ditutupi oleh dua pemain muda lainnya, Luca Vazquez dan Jese Rodriguez guna melengkapi trio ofensif bersama Bale. City unggul pengalaman di sektor pelatih, tapi inferior dari segi pengalaman. Namun soal kualitas pemain, City tidak layak membungkuk di hadapan Madrid. Saatnya “Kuping Besar” di Kepala City? Kita masih harus menunggu pagi untuk mengetahui jawabannya serta harus menunggu hingga akhir Mei untuk menanti proses penahbisan di Kota Milan. Bravisca Barcitylona. (Lukman Hamarong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun