Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Barcelona vs Munich; Laga “Kencan” Luar Biasa

6 Mei 2015   19:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Barcelona kembali diperhadapkan dengan Bayern Munich. Ulangan semifinal 2012/2013 ini disebut-sebut sebagai laga paling atraktif karena kedua klub mengusung sepak bola menyerang yang begitu masif mendominasi. Sesaat setelah diundi, Pelatih Barca, Luis Enrique, langsung bersyukur karena doanya diijabah Tuhan. Jauh sebelumnya di hari di mana Barca mengakhiri perlawanan PSG di perempatfinal, Enrique memang berdoa agar timnya dipertemukan dengan Munich. Itu artinya, Enrique dan anak asuhnya bakal melakukan “kencan” spesial dengan pelatih Munich. Ada dua misi Barca dalam “kencan” spesialnya tersebut, merebut tiket final sekaligus membalas dendam.

Enrique begitu antusias menyambut laga semifinal ke-7 Barca dalam 8 tahun terakhir ini. Sosok Josep “Pep” Guardiola adalah pemicunya. Siapa pun tahu, pelatih Munich ini adalah sosok pelatih sempurna nan kharismatik. Ukuran kesempurnaan itu bisa dilihat ketika Pep menukangi Barca selama empat musim. 14 titel juara adalah buah tangan Pep ketika menjadi peracik strategi Blaugrana berdurasi empat musim. Sebuah prestasi yang mungkin sulit diulangi pelatih mana pun. Bahkan di tahun perdana ia melatih Barca, enam gelar sekaligus berhasil ia persembahkan. Satu warisan lain yang ia tinggalkan di Barca adalah mazhab sepak bola menyerang, tiki-taka.

Kembalinya Pep ke Camp Nou, tentu akan membuka kembali memori indah tersebut. Enrique pun serasa kembali bereuni dengan koleganya tersebut. Di era 90-an, Enrique dan Pep adalah sosok gelandang elegan dengan teknik individu yang memukau. Mereka berdua adalah sahabat sejati. Sekian lama berpisah, mereka kini bakal dipertemukan di Semi final Liga Champion musim ini, tetapi bukan sebagai kawan melainkan lawan, karena keduanya berada di kubu yang berbeda dan tentunya terlibat rivalitas guna mengincar final. Sebuah perjumpaan yang sangat dinantikan. Bukan hanya kedua pelatih, tetapi tentunya para fans Barca yang ada di muka bumi ini.

Saat ini Enrique masih berada pada track yang benar guna mengikuti jejak sukses Pep di Barca. Saat Pep melatih di musim perdananya bersama Barca, pelatih berkepala plontos ini langsung sukses luar biasa. Empat titel bergengsi langsung dia persembahkan; La Liga, Copa del Rey, Liga Champion dan Piala Dunia Antarklub, melengkapi dua gelar ‘minor’ lainnya. Total enam titel dipersembahkan pelatih yang selalu tampil rapi di pinggir lapangan ini. Jejak serupa kini coba diikuti Enrique. Di musim perdananya bersama Barca, Enrique langsung tancap gas. Sama seperti Pep, Enrique masih di jalur yang benar guna menjejak langkah sukses sahabatnya itu.

Gelar La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champion masih dalam jangkauannya. Di kompetisi domestik, Barca masih memimpin. Unggul dua poin atas seteru abadinya, Madrid. Di ajang CdR, Barca malah sudah menginjak final, dan akan bersua Athletic Bilbao. Nah, di Liga Champion, kedua sahabat ini dipertemukan. Kenangan lama kini bersemi kembali, dengan dua sosok tadi sebagai pemeran utamanya. Meski mereka dikenal akrab selama membela panji Barcelona, perjumpaan kali ini nuansanya bakal lain. Ada aroma reuni, kencan, dan ada pula aroma balas dendam.

Patut dicatat, kepergian Pep dari rumah Barca masih menjadi misteri. Fans yang sebenarnya masih berharap Pep tinggal lebih lama, masih belum paham alasan Pep pergi dari rumah yang sudah mengangkat namanya ke puncak kejayaan sebagai pelatih hebat. Jawaban klise memang terlontar dari mulut Pep yang mengatakan ingin istirahat dari ingar-bingar sepak bola. Namun, ketika Pep bangkit dari ruang peristirahatannya selama setahun, publik dikejutkan berita tentang resminya Pep melatih rival Barca di pentas Eropa, Munich.

Perasaan campur aduk menyelimuti Barca. Pelatih kebanggaan mereka malah terbang ke Jerman dan menerima pinangan Munich. Dan saatnya fans kudu memberi bukti bahwa Pep salah melangkah. Caranya, Munich harus ditaklukkan. Bumbu balas dendam bakal terasa kental karena dua musim lalu, di level dan panggung yang sama, Munich membantai Barca dengan agregat 7-0. Berkaca pada hasil tersebut, sulit untuk tidak mengatakan Barca mengusung aksi balas dendam. Patut pula dicatat, ada kepingan emas Barca yang memilih minggat dari rumah klub yang bermotto Mes Que Un Club tersebut. Namanya Thiago Alcantara, kakak dari Rafinha Alcantara yang kini malah jadi andalan Enrique di lini tengah, meski kerap masuk dari bangku cadangan.

Nah, menarik bukan? Pertemuan ini pun akan menjadi ajang reuni bagi Pep ketika mengunjungi Camp Nou, sekaligus merupakan “kencan” perdana bagi Pep dan Enrique. Menarik kita tunggu apa yang akan diperbincangkan kedua pelatih tersebut ketika mereka berjabat tangan dan berpelukan ketika sepak mula digulirkan serta peluit akhir tanda 2 kali 45 menit dibunyikan. Terlepas berapa pun hasil pertemuan nantinya, yang jelas Enrique sudah merasa nikmat sekali bisa bertemu kembali dengan Pep. “Ini kencan yang luar biasa.” Begitu Enrique berkata ketika undian mengharuskan Barca dan Munich bersua di semi final. Panggung sudah disiapkan, atmosfer sudah terasa getarannya. Apakah kencan ini bakal berbuah manis bagi Enrique, atau malah sebaliknya, kencan ini menjadi pahit karena balas dendam urung terjadi? Wait and see.... (Lukman Hamarong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun