Aku banyak belajar dari tulisan para pendekar literasi semodel Sumohadi Marsis, Christian Gunawan, Weshley Hutagalung, dan Arief Natakusumah. Dari mereka-lah aku bisa seberani ini menulis apa saja. Mereka tidak hanya pandai merangkai kata menjadi frasa dan kalimat yang indah dibaca, tetapi mereka juga sangat lihai menginspirasi melalui metode penempatan bahasa yang tak pernah keluar dari pakem EYD.Â
Mereka menulis sekaligus mengajar. Tulisan yang edukatif adalah sumber inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Menginspirasi orang lain lewat tulisan tidak  hanya bergerak pada bingkai gagasan, tetapi juga bisa dalam bingkai bahasa. Dan Tabloid BOLA ahli soal itu. Terima kasih, BOLA. Engkaulah canduku. (Lukman Hamarong)