Pada umumnya, dinding pembatas rumah kita dengan rumah tetangga hanya berbentuk tembok polos. Kesan tembok polos terlihat monoton, kaku dan keras. Pagar tembok pembatas yang bergabung dengan taman rumah bisa diberi sentuhan variasi macam-macam. Teknik pewarnaan tembok menjadi cara yang termudah untuk menambah nuansa baru taman. Warna pastel menghadirkan suasana kelembutan. Warna gelap memberi suasana kedalaman. Selain teknik pewarnaan, ada teknik lain yakni menggunakan dinding relief untuk memberi kesan khusus.
Dinding relief dapat berupa lempengan batu alam, ukiran batu, marmer bermotif dll. Kesan berat batuan harus dapat diimbangi dengan kehadiran aneka jenis tanaman. Yang terpenting dalam penataan dinding relief di taman rumah adalah nilai estetika dapat saling terpadu dan serasi. Aksen yang muncul seperti kesegaran, ketenangan harus dapat tercapai. Bentuk bangunan rumah dapat mempengaruhi aksen dinding dan taman rumah. Jadi, selalu perhatikan komposisi, susunan, dan desain secara keseluruhan.
Ada kalanya, dinding relief dapat difungsikan sebagai partisi. Kita dapat menjumpai fungsi ini pada desain kolam renang dengan area servis. Pada air terjun dan air mancur biasanya langsung menyatu dengan tembok pembatas rumah kita sendiri atau tetangga. Penataan dinding relief ini harus tampak serasi, harmonis, seimbang dan selaras dengan elemen-elemen taman rumah.
Tema dinding relief dapat bermacam-macam. Tema flora fauna, cerita hikayat, keindahan dan kemegahan alam dapat diterapkan oleh peñata atau perancang taman rumah. Tema cerita Ramayana seperti Sri Rama yang sedang mengejar kidang mas sangat baik digunakan di rumah-rumah perkotaan. Tema cerita tersebut memiliki unsur tumbuhan, hewan, manusia dan Tuhan. Makna dan simbolisasi ini akan membawa aura positif bagi pemilik rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H