Mohon tunggu...
Iman SadewaRukka
Iman SadewaRukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Advokasi dan pejuang agraria dan lingkungan

Temukan benih kemuliaan itu, sejatinya ada dalam dirimu"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta Ibu Yang Tak Pernah Pudar

2 Januari 2025   13:11 Diperbarui: 2 Januari 2025   13:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cinta Ibu Yang Tak Pernah Luntur (https://www.sekolahtimur.com)

Walau kini dirimu telah tiada
Cintamu tetap bersemi abadi
Hembusan nafas setiap detik
Semilir angin setiap saat
Rasa rindu yang tak pernah padam
Ibu, dalam keabadian kau kini bersemayam
Namun cintamu takkan pernah pudar
Setiap kenanganmu, adalah kisah kasih sayangmu
Tetap tak tergantikan dalam kerinduan.

 
Doa Malam Tak Lekang Waktu
Kubisikkan namamu di penghujung malam
kutengadahkan doaku untukmu
Mama, meski dimensi ruang waktu memisahkan kita
Takkan pernah surut cintaku untukmu.
Saat sinar semesta bahagia penuh kedamaian  
Aku merasakan dirimu berada disana
Mama, dirimu tetap menjadi cahaya
Dalam keabadian sepanjang masa  
Meski kini hanya dalam kenangan.

 
Jejak Cintamu di Hatiku
Mama, walau dirimu tak lagi bersamaku.
Jejak cintamu menyatu dalam qalbuku. 
Setiap impian dan harapan ingin kuwujudkan
Bayang wajahmu hadir dalam benakku.
Kau bagian nafasku dan jiwaku.
Yang terus menyatu dalam hidupku dan doaku.
Mama, cintamu tak pernah pergi dan terus abadi.
Meski kau kini tak ada di sisi.

 
Rindu yang Menyatu
Mama, rinduku kini membeku
Saat tak bisa lagi kulihat senyummu
Namun aku tahu, kau selalu di sanubariku
Menguatkanku dari singgasana surgamu.
Kutemukan dirimu dalam setiap doaku.
Dalam bahagia yang tak terucap kata
Mama, meski ruang waktu kita terpisah
Cintaku untukmu tetap menyatu. (*/jb)
 
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun