Banyak yang menanyakan kepada saya ikhwal tulisan "Surat Terbuka Putri Nurdin Halid" di Kompasiana tadi malam. Saya klarifikasi bahwa tulisan itu SEKADAR PROSA SATIR, tetapi data yang saya gunakan tidak mengada-ada. Saya cukil buku biografi Nurdin Halid, ada juga dari kompas.com, tribunnews, tempointeraktif, dan beberapa lainnya.
Cara ini saya pilih karena rasanya sia-sia terus menghujat Nurdin Halid. Dia sudah "mati nurani". Kalau Nurdin dan kroninya cerdas, mereka akan malu dengan prosa ini. Harapan saya, mereka berlaku fairplay dalam pemilihan ketua PSSr dan mau mengakui dirinya koruptor (walau hukum telah membebaskan segala tuduhan kepadanya. Ingat kasus korupsi minyak goreng). Tatkala sanksi hukum tak bertaring di mana terjadi impunity, ada baiknya kita ambil jurus sanksi sosial.
Mudah-mudahan ini menjawab semuanya. Terimakasih, dan terus berjuang demi lengsernya Nurdin Halid.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI