Mohon tunggu...
Iman Phurawinata
Iman Phurawinata Mohon Tunggu... -

IMAN PHURAWINATA, rakyat biasa yang butuh ruang publik untuk bersuara.Kontak di imansekali@gmail.com, facebook.com/Iman Phurawinata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mesir Bisa Seperti Indonesia

11 Februari 2011   14:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:41 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pers Amerika Serikat membandingkan kondisi ekonomi Mesir dengan Indonesia saat berhasil menjatuhkan Presiden Soeharto, 1998. Dalam liputannya, pada Jumat (11/2), stasiun televisi Fox News mengatakan, Indonesia menjadi contoh reformasi politik yang baik.

Fox membandingkan Mesir-Indonesia berdasarkan Presidennya yang memimpin sangat lama. Presiden Hosni Mubarak berkuasa sejak 1981 dan enggan turun. Sementara Presiden Soeharto berkuasa sejak 1966.

Kemudian disajikan grafik pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Mesir-Indonesia. Menurut Fox, sebelum reformasi di Indonesia, PDB Indonesia hanya sekitar 65 miliar dolar AS. Namun ketika reformasi dan Indonesia melakukan Pemilihan Umum secara langsung, PDB-nya naik pesat hingga mencapai 540 miliar dolar AS.

Lantas dibandingkan juga demografi kedua negara. Mesir-Indonesia sama-sama mayoritas beragama Islam. Struktur penduduk kedua negara juga didominasi oleh kaum muda. "Generasi muda ini yang mencari perubahan dan mereka melihat contoh ke barat," kata Fox.

Namun Fox timpang dalam liputannya. Sebab, fakta yang kini kasat mata adalah pasca reformasi justru "Negara di ambang Gagal". Kondisi ini dilengkapi dengan ambruknya pondasi etika di segala aspek kehidupan.

Fox musti melihat bagaimana korupsi kian merajalela di manapun. Orang kecil kian tergencet karena segenap akses dikangkangi oleh para elite penguasan maupun elite politik. Betapa serakah elite penguasa dan elite politik, sementara banyak rakyat didera derita. Yang kemudian terjadi, kemiskinan memicu amuk massa. Setiap ada persoalan selalu dipilih solusi: kekerasan!

Kalau mau jujur Fox musti reportase ke pelosok daerah, maka akan terkejut jika rakyat "Merindukan Pak Harto". Kerinduan yang wajar karena mereka hanya memakai tolok ukur kemudahan hidup dan rasa aman sehari-hari. Mereka tak pedulai demokrasi atau HAM, karena belakangan ini istilah itu hanya digunakan sebagai dalih persaingan politik.

Rakyat mengeluh sederhana, "Jaman Pak Harto, kami tak perlu antre minyak tanah, kami masih bisa beli beras, kami tak takut preman-preman". Memang saat memberangus preman, kita ingat "Petrus" alias pembunuh misterius, seolah HAM diterabas, tetapi preman bertekuk lutut. Sekarang? Polisi sudah tak ditakuti, karena polisi tak memberikan teladan.

Jadi, demokrasi sekadar slogan, HAM hanya dalih karena ujung-ujungnya reformasi jadi ajang perebutan kekuasaan yang semata-mata untuk kepentingan pribadi, bukan kepentingan rakyat.
Hati-hati rakyat Mesir, Mubarak boleh turun, tetapi jangan sampai seperti Indonesia bahwa reformasi sekadar untuk hasrat pribadi. Rakyat tetap saja tergencet....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun