Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Motivasi Diri: Pekerjaan Itu Bukan Dipikir, Tapi Dikerjakan

18 Januari 2018   11:25 Diperbarui: 18 Januari 2018   11:41 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur, saya suka mengerjakan sesuatu, misal itu tugas-tugas kantor, proyek, atau tugas sosial-kemasyarakatan, selalu di detik-detik terakhir menjelang tenggat waktu (deadline). Padahal, pekerjaan itu telah kuterima jauh-jauh hari. Tetapi, tetap saja saya kerjakan ketika hampir batas waktu tiba. Bahkan kadangkala menunggu ditagih atau ditanyakan oleh orang yang memberi tugas.

Saya sadar sepenuhnya, ini tak baik jika diterus-teruskan. Saya pernah mengalami, ketika proyek itu harus saya kumpulkan esok hari, seperti biasa, saya kerjakan malamnya. "Ehh...tahu-tahu listrik mati hampir semalaman, dan saya tak bisa berbuat apa-apa." Saya hanya bisa menangis, dan mencari alasan yang paling tepat untuk mencoba meminta belas kasihan dari sang pemesan proyek.

"Nah, fatal kan akibatnya, jika kita suka menunda-nunda pekerjaan?" Sebenarnya, penyakit kita adalah rasa malas. Kita lebih suka kongko-kongko, ngobrol sama tetangga, nonton TV, atau kepoin status orang di media sosial. Intinya, kita lebih suka untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tak penting buat hidup kita, apalagi buat masa depan.

Ya terkadang, kita memang perlu hiburan, tetapi tentu porsinya tak berlebihan. Saya kira, tak ada orang di zaman sekarang yang hidupnya kurang piknik. "Itu mah hanya mitos saja." Piknik atau berlibur itu tak harus pergi ke pantai, ke gunung yang tinggi atau ke luar negeri. Bagi saya, piknik itu pergi bersama keluarga ke tempat yang membikin hati dan rasa ini nyaman, tenang, damai, dan semakin menambah kedekatan hubungan dengan orang-orang tercinta. Dan tak harus mahal. "Ha ha ha, itu sih pelit...!"

Jadi sebenarnya, ketika hidup kita ingin tenang, nyaman, dan tak dikejar-kejar atau ditagih orang, maka kerjakanlah saat ini juga, tanpa selalu menunda dengan dalih, "besok kan masih ada waktu!" Selagi kita sehat dan memiliki kesempatan, maka selesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Terbiasalah berpikir sembari bertindak. Bagi saya, ketika kita bertindak dan bekerja, di saat itulah, kita juga sedang menggunakan akal kita. Maka, mulailah dari sekarang dan langkah pertama. Jika kita mengerjakan di saat deadline saja hasilnya bisa bagus, apalagi kalau dikerjakan jauh-jauh hari, pasti hasilnya jauh lebih sempurna. Dan tentu kita lebih merasa puas dengan hasil pekerjaan kita, apalagi yang memesan.

Mari terbiasa memiliki agenda tertulis dalam keseharian kita. Baik itu agenda pekerjaan atau profesi, proyek di luar, kemasyarakatan, ibadah, maupun bersenang-senang bersama keluarga. Adakalanya kita mengikuti arus air yang mengalir, adakalanya kita belok ke tepian, atau bahkan melawan arus itu. Hidup itu memang pilihan dan harus dinikmati, tetapi tidak selamanya terasa nikmat, terkadang kita jumpai rasa pilu, sedih, dan bahkan menguras air mata.

Tetapi percayalah, selama kita mau berusaha dengan seluruh kemampuan kita, Insya Allah takdir terbaik, akan selalu menghampiri kita, semoga! #EdisiMemotivasiDiriSendiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun