Sejurus kemudian, orang ini langsung mengambil anak kucing tersebut dan memeluknya. Setelah itu, melaju dengan motornya, dan membawa kucing itu. Sementara, pengendara dengan jaket hitam yang juga mau menolong kucing tersebut, hanya diam seribu bahasa, menyaksikan orang di depannya memungut kucing dan membawanya pergi. "Apakah kucing itu miliknya? Ah, saya kira bukan, karena ada induknya di sana. Tapi mengapa orang ini begitu akrab dan langsung memeluk anak kucing tersebut? Ataukah dia termasuk anggota komunitas catlovers ya, yang sudah ada komitmen untuk selalu menolong kucing di mana pun berada?" pikiranku terus menerka-nerka. "Tapi ya sudahlah, mudah-mudahan anak kucing itu bisa selamat dan tumbuh menjadi besar oleh orang yang membawanya. Semoga pula, induknya tidak menangis dan mencari-cari anaknya."Â
Ketika itu, saya hanya melihat ke arah pengendara berjaket hitam itu, dan kayaknya dia juga melihat ke arah saya. Cuma saya tidak bisa melihat wajahnya, karena tertutup kaca helm yang hitam. Kami berdua sama-sama membalikkan kendaraan dan menuju ke tujuan masing-masing. Tentu, saya masih sesuai tujuan awal, membeli nasi goreng "Saifullah", Asli Madura, langganan saya, yang biasa mangkal di dekat Kantor Kecamatan Jaten, Karanganyar.
Dan sesampai di rumah, saya langsung menyalakan komputer dan menelusuri mesin pencari handal di internet, bernama Google. Saya ketik kata-kata kunci, seputar mitos menolong hewan kucing di jalan. Begitu saya buka, ternyata banyak juga tautan, tentang mitos menabrak kucing di jalan.Â
Kemudian, saya baca artikel demi artikel. Saya merenung dan berpikir. Sampai pada kesimpulan, bahwa semuanya tetap dikembalikan ke perintah agama. Bahwa menolong makhluk lain yang membutuhkan adalah berpahala besar. Melindungi dan menyayangi sesama makhluk, apalagi hewan piaraan adalah perintah Tuhan. Jika dengan tidak sengaja kita menabrak seekor kucing di jalan, sesungguhnya itu murni kecelakaan, tidak ada hubungannya dengan mitos kesialan, bahwa kita akan kena hukum karma, dan akan mengalami celaka juga.Â
Hanya saja, dianjurkan, ketika kita menabrak kucing tanpa sengaja hingga mati, sebaiknya kita berhenti, dan menguburnya dengan baik-baik. Agar bangkainya tidak mengganggu pengguna jalan lain, dan tentu tidak menimbulkan bau tak sedap nantinya. Semoga kisah ini bermanfaat bagi para pembaca, setidaknya, bisa mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati di jalan raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H