Mohon tunggu...
Solehudin Somad
Solehudin Somad Mohon Tunggu... Freelancer - Palugada I Pojokan UI I Wisma Makara I Pondok Cina

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rekam Jejak Prof Heri: Asep, Tipes, dan 'Kurir' Uang Doktor Muda Jepang

18 September 2024   06:39 Diperbarui: 18 September 2024   06:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontestasi Pemilihan Rektor Universitas Indonesia (UI) memasuki 'babak' akhir. Kurang dari dua pekan lagi, kampus terbaik di negeri ini bakal memiliki rektor baru.


Ada tujuh calon rektor yang berhasil lolos penjaringan. Salah satunya Profesor Heri Hermansyah, Dekan Fakultas Teknik (FT) yang memiliki rekam jejak mentereng. Baik dari sisi perjalanannya mengabdi di UI, prestasi, hingga kepiawannya membangun relasi.

Sepekan kemarin, panitia pemilihan Rektor UI membuka aspirasi publik. Tujuannya untuk memberikan kritikan maupun masukan terhadap si calon. Hingga waktu penutupan kemarin, 16 Agustus 2024, Prof Heri merupakan 1 dari tiga figur yang memperoleh 'suara' tertinggi.

Tercatat, ada 834 orang yang memberikan masukan kepada profesor termuda dalam sejarah FT UI tersebut. Latarnya beragam, dari akademisi, tendik, mahasiswa, aktivis sosial, pengacara, resimen mahasiswa, reviewer nasional, asosiasi profesi dan keilmuan, organisasi volunteer dll.

Ini saya kira poin menariknya. Dua kompatriot Prof Heri lainnya, Agus Setiawan dan Prof Ari Fahrial Syam, yang juga memperoleh suara publik cukup besar, mayoritas pemberi masukannya berlatar dokter dan tenaga medis. Sementara Prof Heri lebih 'gado-gado' alias beragam.

Multi Tasking Sejak Dini

Banyak cerita menarik yang mereka sampaikan seputar sisi lain 'Si Anak Sukabumi'. Dari mulai pengalaman semasa mahasiswa di luar negeri, aktivitas di UI, hingga bagaimana integritas dan dedikasi Prof Heri membangun negeri.

Dosen Prodi Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, Asep Suryana berkisah bagaimana Prof Heri punya 'bakat' multitasking sejak dini.

"Saya mengenal Prof. Heri Hermansyah sejak tahun 1995. Sebagai anak kos tingkat akhir yang kuliah di Jurusan Sosiologi FISIP UI, saya dan beberapa kawan ikut menonton TV di kosan Prof Heri Hermansyah di Kampung Srengseng Sawah."

"Saat itu ia baru semester 3 atau empat di FTUI, masih imut-imut. Yang saya terkesan, beliau tetap membaca buku dan menghapal sambil menonton televisi. Rupanya acara TV itu sangat ia tonton, tetapi ia juga harus belajar. Mungkin karena besok ada ujian" dikutip laman Pemilihan Rektor UI."

Tipes dan 'Kurir' Uang Doktor Muda Jepang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun