Saat ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek telah menyiapkan Mobil Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Mobil Vaksinasi sebagai solusi dan inovasi kebutuhan mendukung PJJ serta akses internet untuk pendidikan di daerah 3T.
Kemudian, terdapat juga dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) langsung dari Kemendikbud untuk di transfer kesekolah-sekolah daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Juga menghindari banyak kasus terjadi penundaan-penundaan penerimaan dana BOS yang mengakibatkan sekolah harus tetap memungut biaya dari orang tua.
Dalam kurikulum Merdeka juga, terdapat program digitalisasi sekolah yang memang diprioritaskan untuk daerah 3T yang belum memiliki perangkat dan akses internet, atau sudah memiliki akses internet tetapi belum memiliki perangkatnya.
Untuk memahami optimalisasi penggunaan teknologi, terdapat juga e-Guru.id yang menyediakan program membership dengan satu kali membayar gratis pelatihan bersertifikat 32 JP setiap bulannya.
Keempat, Komunikatif dengan Orang Tua/Wali Peserta Didik. Orang tua siswa merupakan komponen yang tidak bisa dinomorsekiankan dalam proses pembelajaran. Apa lagi kondisi orang tua/wali setiap siswa juga beragam, yang tentu dalam berkomunikasipun terkadang guru perlu pendekatan dengan orang tua/wali siswa secara maksimal. Hal tersebut berpengaruh pada kesesuaian orang tua/wali ketika memberikan pola asuhnya terhadap anak.
Orang tua/wali dapat memahami pertumbuhan dan perkembangan anaknya setelah berkomunikasi dengan guru. Sebagai guru juga, perlu mendorong orang tua/wali untuk turut melakukan pendampingan. Bahkan jika diperlukan juga, guru memberikan ruang khusus untuk mengadakan pelatihan pendampingan untuk orang tua/wali.
Kelima, Meminta Pemerintah Daerah untuk Menghadirkan Organisasi Penggerak. Pada tingkatan kampus sudah ada program Kampus Pengajar Perintis yakni kegiatan belajar berbentuk asistensi untuk memberdayakan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, bahkan sampai ke daerah 3T. Sedangkan organisasi penggerak di berbagai daerah atau tingkatan pusat belum bisa bekerja sama secara maksimal untuk memberikan pendampingan pelaksanaan kurikulum Merdeka.
Organisasi penggerak ini memiliki manfaat yang cukup banyak. Mereka dapat memberikan edukasi-edukasi, pelatihan-pelatihan untuk siswa, orang tua/wali siswa, maupun pemerintah daerah setempat. Tidak harus dengan membentuk organisasi penggerak yang baru, cukup dengan meminta organisasi yang sudah berfokus pada isu pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H