Mohon tunggu...
Imam Rohani
Imam Rohani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar dan Pengajar

Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Harmoni Ngegas dan Ngerem

1 Mei 2024   02:56 Diperbarui: 1 Mei 2024   03:01 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://open.spotify.com/intl-id/track/4tns0fA06mVjcZDM1Q1Lpt

Perjalanan adalah harmoni antara ngegas dan ngerem. 

Ngegas untuk kemuliaan dan ngerem pada syahwat dan nafsu.
Ngegas dan ngerem sesuai kondisi dan waktu yang tepat. 

Boleh ngegas dijalur bebas hambatan jika diperlukan, menyesuaikan kecepatan di jalanan umum. 

Ngegas melewati kapasitas akan dapat merusak mesin.
Umumnya jika terlalu ngegas, akan berjalan sendiri, dan jauh dari sahabat. 

Adakalanya mengurangi kecepatan menjadi lebih utama dan membiarkan orang lain ngegas, semisal ada serinei ambulan, pemadam atau kondisi spesifik lainnya. 

Ngegas pada subtansi, bukan pada perkara sepele atau untuk selebrasi. 

Ngegas pada situasi yang tidak sesuai akan menimbulkan guncangan bahkan kecelakaan.
Terlalu banyak ngerem akan melambatkan pada tujuan. 

Ngegaslah sebanyak-banyaknya, ngeremlah seperlunya.
Namun harmonikan jiwa, raga, fikiran, kata, perbuatan dan hati. Harmoni ngegas dan ngerem. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun