Mohon tunggu...
Imam Rohani
Imam Rohani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pembelajar dan Pengajar

Universitas Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gempa Jiwa

27 Agustus 2022   14:24 Diperbarui: 27 Agustus 2022   14:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi - soundcloud.com

Gempa adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi. Ia merupakan selubung tipis yang menyelimuti bumi dan berbentuk lempeng-lempeng kaku yang selalu bergerak. Sehingga, semua yang ada di permukaan bumi sangat rentan dengan guncangan.

Guncangan gempa dapat merusak apa saja yang ada di permukaan bumi, dan menimbulkan bencana turunan lainnya. Seperti tsunami, kebakaran, banjir dan lain sebagainya.

Manusia juga serupa dengan bumi. Sangat rawan terhadap guncangan. Karena jiwa atau hati seseorang sangat rentan dan mudah terbolak balik. "Dan Kami bolak-balikkan hati mereka dan penglihatan mereka."(QS Al-An'am: 110).

"Hati dinamakan 'qalb' kerana sifatnya yang cepat berubah. Hati itu bagaikan bulu (ayam) yang tergantung di atas sebuah pokok yang dibolak-balikkan oleh angin sehingga bahagian atas terbalik ke bawah dan bahagian bawah terbalik ke atas." (HR Ahmad).

"Sesungguhnya hati anak cucu Adam lebih cepat perubahannya dari periuk yang berisi air mendidih." (HR Ahmad).

Begitulah sifat hati dan jiwa manusia. Pagi hari beriman, petang hari ingkar. Petang hari beriman, pagi hari ia bisa kufur. Dapat datang silih berganti.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh guncangan jiwa akan lebih dahsyat. Jika gempa bumi hanya dirasakan sesaat, namun gempa jiwa dapat dirasakan sepanjang usia. Rontoknya mental akan lebih berbahaya dari pada luka fisik akibat gempa.

Kegoncangan jiwa dapat membuat mental penderitanya ambruk dan depresi. Dampak pertama yang muncul adalah penyakit pada tubuh. Guncang dan sakitnya jiwa dapat pindah ke badan seperti hipertensi, eksim, maag, dan juga paru-paru. Dampak kedua adalah tekanan yang membeku di dalam jiwa. Hal ini dapat menyebabkan kelalaian jiwa seperti hysteria, amnesia, dan juga neurosthenia.

Mari meredam guncangan jiwa kita dengan tidak merusak pasak-pasaknya. Membuatnya selalu dalam keadaan seimbang dari segi ruhiyah, fikriah dan jasadiah. Jangan mengurangi porsi pasak-pasak tersebut. Karena, kekurangannya pasti akan membuat guncangan jiwa.

Allahu A'lam bishshawab.

Tulisan ini pernah tayang di dakwatuna.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun