Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Terancamnya 5 Faksi

30 September 2014   15:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:57 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412039702824488879

Belajar dari kesalahannya, ia melakukan lebih banyak eksperimen kepada Divergent untuk mempelajari bagaimana mereka tak terpengaruh oleh serum yang mampu mengendalikan orang dari jauh itu. Bahkan, dengan informasi yang diperolehnya, ia berhasil membawa Tris menyerahkan diri ke dalam markas Erudite untuk diteliti. Akan tetapi, hasilnya nihil. Tris merupakan Divergent yang cukup kuat – menunjukkan tiga hasil tes sekaligus; Erudite, Abnegation, Dauntless - dibanding Divergent lainnya yang hanya menunjukkan dua karakteristik hasil tes.

Untuk meruntuhkan kekuasaan Jeanine, Four atau Tobias Eaton yang kemudian menjadi salah satu pemimpin Dauntless mau tak mau harus bekerja sama dengan kaum Factionless. Kaum non-faksi itu dipimpin oleh ibunya sendiri, Evelyn, yang telah lama dinyatakan mati. Ia tak pernah menduga, ternyata ada lebih banyak Divergent terhimpun dalam kelompok yang tidak berfaksi tersebut. Bukannya pada kaum Abnegation, sebagaimana yang selama ini diketahuinya.

Buku yang dianugerahi penghargaan Best Fantasy Book di Goodreads Choice Award ini masih tetap dibumbui kisah dua sejoli tokoh utamanya, Tobias dan Tris. Tentang bagaimana mereka memperjuangkan apa yang diyakini sebagai kebenaran atas kotanya yang mulai terpecah belah. Sebagaimana Tris yang mempercayai ada informasi rahasia di balik semua peristiwa yang merusak kota hingga mengorbankan ayah dan ibunya. Dan Tobias yang percaya bahwa menggullingkan Jeanine dari Erudite adalah jalan satu-satunya untuk kembali berdamai dan membalas kematian setengah Abnegation dan banyak Divergent lainnya.

Buku kedua ini akan membawa pembaca pada beberapa setting tempat yang berbeda-beda. Mulai dari perlindungan Tobias dan Tris di lingkungan Amity, terjebak di markas Factionless, beralih pada pelarian ke markas Candor, hingga mereka memutuskan untuk pulang ke Dauntless. Pada akhirnya, penyerbuan besar-besaran dilakukan ke markas Erudite. Cukup menarik, mengingat cerita yang terkesan memiliki ritme cepat masih sempat memberi penggambaran atas beberapa hal yang biasanya terlewatkan.

Sama halnya dengan novel-novel terjemahan lain, lembaran novel ini cukup tebal. Bagi pembaca yang tidak suka membaca novel berates-ratus halaman, mungkin akan membosankan. Namun, ketika sudah memasuki imajinasi dunia lima faksi tersebut, pembaca akan selalu dibuat penasaran dengan informasi-informasi yang sengaja disembunyikan penulisnya sedari awal. Ada sisi menarik dari cerita yang selalu memaksa pembaca untuk menuntaskan buku setebal 551 halaman ini. Dan pada akhirnya, pembaca akan semakin dibuat penasaran dengan akhir kisah, yang menyimpan lebih banyak tanda tanya.

“Insurgent,” katanya. “Kata benda. Orang yang bertindak sebagai oposisi terhadap otoritas yang mapan, yang tidak selalu dianggap sebagai ornag yang suka berperang.”

“Apakah kau perlu memberi nama pada semua hal?” tanya Cara sambil mengusap rambutnya yang pirang pucat untuk merapikan helai-helai yang mencuat. “Kita hanya melakukan sesuatu dan kebetulan saja dalam satu kelompok. Tak perlu nama baru.”

“Kebetulan aku menyukai pengelompokan,” jawab Fernando sambil mengangkat sebelah alisnya yang gelap.

Aku memandang Fernando. Waktu terakhir kali aku menyerbu markas sebuah faksi, aku melakukannya sambil memegang pistol, dan meninggalkan mayat-mayat. Aku ingin kali ini berbeda. “Aku menyukainya,” kataku. “Insurgent. Itu sempurna.” (*)

--Imam Rahmanto--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun