Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lahat, Sumatera Selatan, 17 Desember 1972. Baru keluar kampung ketika kuliah di jurusan Ilmu Politik, FISIP-Universitas Indonesia, tahun 1992. Lulus dari kampus Depok tahun 1997, sejak itu melanglang di dunia jurnalistik sampai sekarang. Hidup ini seperti ikan yang berenang di sungai Lematang. Kala sungai banjir, terpaksa menepi. Disaat lain, sungai tampak jernih, udara sejuk, cahaya matahari cerah, bisa berkeliling sungai. Namun, baik banjir maupun tenang, mendung ataupun cerah, semuanya bagian kehidupan yang mestinya dijalani dengan senang dan sabar. Akan sangat senang kalau ada yang mau berteman, hubungi: mamprihadiyoko@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembaruan dan Pikiran Positif

24 Agustus 2011   03:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karen Armstrong pun mengakui, bahwa orang Barat sering skeptis tentang kemampuan Islam mereformasi dirinya sendiri, dan menyangsikan kehdairan dan keefektifan pra pembaru Muslim, sebagian mungkin karena para pembaru atau pemikir kreatif itu tidak diliput media massa Barat atau karena memang tidak punya kepedulian dan keuntungan, bahkan bisa merugikan. Dan celakanya, skeptis terhadap kemampuan Islam bahkan terhadap kaum Muslimin itu juga menjalar ke penduduk tercinta Indonesia ini. Tidak hanya terbatas dari kalangan di luar Muslim saja, tetapi merasuki pikiran generasi Muslim sendiri. Dan ini menjadi kanker akut yang bisa amat berbahaya. Kalau penyakit dan yang terkena kanker itu di jari, maka amat mudah tindakannya dan bisa melakukan dengan amputasi, namun bagaimana jika sudah menjalar ke hati, jantung, otak, yang menjadi organ penting, maka tindakan amputasi tentu bisa berakibat fatal.

Disinilah mungkin menjadi penting arti kehadiran buku atau tulisan yang tersebar dibanyak media alternatif seperti blog dan jejaring sosial. Kalau ini yang terjadi dan dilakukan, tentulah dalam tahun-tahun mendatang akan muncul lagi al Fatih sang penakluk, yang menjadi julukan Sultan Muhammad II. Mungkin terkesan seperti kosmologi tradisional kita yang menantikan kedatangan ratu adil, namun dengan inilah paling tidak semangatku terpompa lagi.

Paling tidak, pandangan yang bersikukuh bahwa Muslim tidak akan maju, atau kaum Muslim teroris dan penentang demokrasi serta gerakan kebebasan, suatu saat akan bisa jadi sejarah yang kuceritakan pada cucu dan cicit generasi bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun