Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lahat, Sumatera Selatan, 17 Desember 1972. Baru keluar kampung ketika kuliah di jurusan Ilmu Politik, FISIP-Universitas Indonesia, tahun 1992. Lulus dari kampus Depok tahun 1997, sejak itu melanglang di dunia jurnalistik sampai sekarang. Hidup ini seperti ikan yang berenang di sungai Lematang. Kala sungai banjir, terpaksa menepi. Disaat lain, sungai tampak jernih, udara sejuk, cahaya matahari cerah, bisa berkeliling sungai. Namun, baik banjir maupun tenang, mendung ataupun cerah, semuanya bagian kehidupan yang mestinya dijalani dengan senang dan sabar. Akan sangat senang kalau ada yang mau berteman, hubungi: mamprihadiyoko@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemerintahan Kita

7 Januari 2011   18:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:51 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan baru berjalan sekitar setahun, tetapi kok rasanya seperti sudah setahun lagi berakhir. Kekuatan politik mulai mencari posisi baru. Bahkan ada yang mulai tidak sabar untuk menjadi pengganti SBY. Yang lebih miris, ternyata keinginan ini juga muncul dari kalangan internal PD yang sudah memunculkan nama untuk menjadi pengganti SBY.

Namun, proses di DPR untuk membuat paket UU politik tetap berjalan. Kasak-kusuk untuk merekayasa antara keinginan menjalankan agenda demokrasi nasional dengan sistem kepartaian yang semakin efektif, dan mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945, terutama bagian memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan mewujudkan keadilan sosial. Gaungnya terlupakan dengan keinginan praktis partai untuk kembali meraih kursi legislatif sebanyak mungkin.

Lagi-lagi, semuanya berjalan, seolah-olah tidak ada persoalan yang dihadapi bangsa ini. Entah para elit tidak tahu, pura-pura tidak tahu, ataukah memang tidak mau tahu atas problem yang dihadapi bangsa ini.

Padahal, kalau mau jujur dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan diharapkan, rasanya memang bangsa ini seperti belum bergerak. Padahal, hampir di setiap pertemuan dengan elit politik, selalu mengungkapkan kegelisahan yang seragam tentang kondisi kebangsaan. Mulai kepemimpinan presiden yang dianggap tidak memimpin, menteri yang hampir tidak bunyi, sampai hak rakyat yang idealnya harus diberikan. Semua sudah banyak yang tahu, tetapi kok lagi-lagi semuanya berjalan seolah-olah tidak ada persoalan.

Lantas apa posisi yang kita ambil, bekerja seperti tidak terjadi apa-apa, tidak tahu dan tidak mau tahu, ataukah ... mari kita renungkan sejenak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun