Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lahat, Sumatera Selatan, 17 Desember 1972. Baru keluar kampung ketika kuliah di jurusan Ilmu Politik, FISIP-Universitas Indonesia, tahun 1992. Lulus dari kampus Depok tahun 1997, sejak itu melanglang di dunia jurnalistik sampai sekarang. Hidup ini seperti ikan yang berenang di sungai Lematang. Kala sungai banjir, terpaksa menepi. Disaat lain, sungai tampak jernih, udara sejuk, cahaya matahari cerah, bisa berkeliling sungai. Namun, baik banjir maupun tenang, mendung ataupun cerah, semuanya bagian kehidupan yang mestinya dijalani dengan senang dan sabar. Akan sangat senang kalau ada yang mau berteman, hubungi: mamprihadiyoko@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidupku, Matiku untuk ....

12 Desember 2009   20:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:58 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hari ini, menyaksikan seorang sahabat, rekan kerja pergi ke haribaan Mu, membuatku berpikir tentang arti hidup. Perut kita tidak akan terlalu banyak menampung makanan. Namun selalu saja tidak ada kecukupannya, kalau yang namanya rakus merasuki. Padahal, salah satu pesan Muhammad SAW, seorang anak-cucu Adam tidak pernah memenuhi satu bejana pun yang lebih jelek daripada perutnya. Cukupla bagi seorang anak-cucu Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan punggungnya. Jika dia harus makan, hendaklah sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara. Tapi kok masih banyak ya yang tega meraup begitu banyak uang negara, apakah perut wadagnya memang mampu menampung, ataukah "Perut" rakusnya yang terus meminta. Padahal, semua itu tidak ada yang akan dibawa ketika mati. Hanya lubang tanah 0,5 kali 2 meter lah yang menjadi tempat tinggal abadi, selamat jalan kawan, selamat jalan VIN

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun