Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Memang Nirmanfaat bagi Indonesia (Pakai Tanda Tanya)

6 Desember 2016   08:26 Diperbarui: 6 Desember 2016   08:38 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Harus pakai tanda tanya agar pengelola Kompasiana tidak secara sepihak menjustifikasi kebenaran saat menghapus artikel yang menimbulkan perdebatan dan bertendensi mencemarkan nama baik. Meskipun sudah tersangka dan sampai pada tahap P21 tetap saja nama baik bagi Ahok adalah mutlak dan tidak bisa diperdebatkan. Sementara jika Habib Rizieq yang belum sebagai terperiksa dan tersangka sahih dan patut untuk ditulis dalam bentuk muatan apapun.

Tapi sudahlah, menceritakan keadilan yang luar biasa Indah dan keren ini hanya mengundang decak kagum mereka yang beranggapan Ahok adalah seorang santo atau pribadi yang memiliki kemaksuman alias bebas dari segala pernik dosa dan kesalahan. Dalam bentuk apapun Ahok hanyalah sebuah karya besar dari Tuhan untuk ummat manusia yang berdomisili di Republik Indonesia. 

Namun tidak bagi mereka yang masih menyisakan harapannya pada Indonesia dan memiliki Tuhan untuk menjadi tempat aduan. Harapan untuk mendapatkan kedamaian, kehidupan yang lebih baik dan wujud nyata dari sebuah ayat suci tentang diciptakan manusia itu berbeda-beda, bersuku-suku dalam satu tujuan yakni menjadi ummat yang terbaik bagi lingkungannya. Bicara tentang konsep menjadi ummat yang terbaik bagi lingkungannya dalam perspektif kebangsaan tentu saja harus mengacu kepada nilai-nilai luhur yang katanya termaktub di dalam butir-butir hikmah dari sila-sila yang kerap dihapalkan oleh siswa-siswa sekolah di Indonesia.

Ahok dengan Pancasila? Penulis masih keukeuh mengatakan Ahok adalah bukti nyata tidak adanya keadilan yang berkeadaban dan persatuan yang dilandasi oleh luhurnya sebuah permufakatan yang berbasis kepada musyawarah. Bagi Ahok, keadilan adalah stereotipe dari yang kaya makin nyaman hidupnya dan yang miskin silahkan ngacir dari bumi Jakarta. Silahkan bantah tuduhan ini.

Lalu persatuan yang dilandasi oleh permufakaan, apa itu?

Sederhana penjabarannya, cukup Ahok tahu persis bahwa persatuan bisa dirangkai jika masing-masing interes, keyakinan dan sudut pandang tetap dilihat dalam perspekif keberagaman yang dilindungi oleh hukum yang berlaku. Kasus tentang tudingan Ahok kepada mereka yang mendakwahkan dalam tafsiran yang mengganggu upayanya menaikkan elektabilitasnya sebagai kontestan pilkada di Kepulauan Seribu kemaren adalah perwujudan dari minimnya dan rendahnya pemahaman Ahok tentang keberagaman. Ungkapan dirinya cina dan kafir pula adalah sebuah agitasi murahan, kampungan dan mempertontonkan pesimisme dirinya agar bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendahnya. Alhasil yang terjadi adalah reaksi keheranan dan penilaian Ahok tengah memantik api permusuhan terkait dengan kodrat dan pilihan hidup yang dia genggam. Kodrat dirinya yang terlahir sebagai keturunan cina sama sekali tidak mengganggu yang tidak se-etnis dengan dirinya. Pilihan hidupnya untuk beragama bukan kepada agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia pun juga sebuah kekliruan. Yang menjadi kekeliruan adalah saat dirinya menghantam kromo mereka yang berseberangan dengan interes, keyakinan dan tujuan pragmatisnya.

Ada keadilan di jaman Ahok memimpin Jakarta?

Maka adillah kepada semua pihak. Rakyat miskin kota, berhimpitan dengan segenap problematika kehidupan keras Jakarta dan mempertunjukkan bahwa sifat-sifat Ilahi seperti berkeadilan adalah satu-satunya harapan si kecil agar dapat merasakan kemakmuran yang diberikan Tuhan. Pengadangan, pengusiran dan penolakan rakyat kecil Jakarta kepada Ahok adalah output ketidakadilan yang diberikan kepada warga. 

Semestinya Ahok yang nirmanfaat bagi rakyat Jakarta segera disidangkan dan segera dijebloskan ke penjara agar bisa berkontemplasi yang lebih dalam kepada Tuhan yang dia percayai kekuatannya dan mengambil manfaat daripada itu untuk kembali menjadi Ahok yang dapat memberikan manfaat nyata bagi Indonesia. Jumlah peserta jutaan kemarin adalah bentuk dari harapan rakyat agar Ahok bisa berubah dan mendapatkan hidayah.

Jadi tidak masalahkan kalau Ahok di tahan?

Salam Anti Mewek-Mewek!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun