Ada yang pamer bagi-bagi sertifikat tanah, senyam-senyum puas karena berharap yang mendapatkan sertifikat bakal nyoblos mukanya pake pakai paku di bilik suara. Sertifikat yang --katanya-- gratis di pandang memiliki kuasa untuk menggerakkan jiwa dan asa sehingga nalar bisa dirudapaksa untuk abai fakta.
Ada yang pamer bagi-bagi sertifikat karena melihat banyak warga yang pengin punya harta tapi tak berpunya.
Sudah 150 kata atau belum? Lanjut!
Sertifikat tanah itu itu bukan pekerjaan Baginda. Itu cukup hulubalang saja. Tapi seperti lazimnya atas kesukaannya bermain melodrama maka ajang pembagian sertifikat dinaikkan ratingnya oleh pemilik warta.
Sudah 150 kata atau belum? Cukup!
Pilih Prabowo-Sandiaga, anti melodrama dan Indonesia menjadi rumah yang ramah bagi bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H