Mohon tunggu...
Imam Muhtadi
Imam Muhtadi Mohon Tunggu... -

Apa yang kau dapatkan hari ini adalah hasil dari masa lalu sedangkan apa yang kau lakukan hari ini untuk masa depanmu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Budaya “Itu” Tidak Perlu Dilestarikan

26 Mei 2012   22:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:44 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Eitss kalian para budayawan jangan emosi dahulu ketika melihat judul ini. Selalu terapkan untuk membaca dahulu baru berkomentar. Maksu dari yang saya tulis adalah budaya yang bukan termasuk dalam budaya itu sendiri. Kalian pembaca mungkin bingung dengan maksud saya.

Sebelum menjelaskan tentang judul yang saya tulis. Akan saya jelaskan sedikit tentang arti budaya itu sendiri. Kata budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansakerta yaitu buddhayah, merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Salah satu pendapat dari Selo Soemardjan dan Solaiman Soemardi mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.

Sekarang sudah paham tentang arti dari budaya, para pembaca akan saya jelaskan maksud dari judul di atas. Budaya yang saya maksudkan disini adalah budaya yang kurang patut untuk dicontoh atau pun dilestarikan. Budaya itu tidak lain dan tidak bukan adalah budaya korupsi. Saya tidak ingin budaya seperti itu tetap dilestarikan di negeri kita yang tercinta ini.

Seperti yang dikatakan oleh Wapres pertama kita (Moh. Hatta) yaitu bahwa korupsi sudah membudaya di negeri ini. Korupsi di negara ini sudah mendapatkan predikat nomer 3 di dunia. Saya pikir korupsi di negeri ini sudah ada sejak zaman kolonial, buktinya adalah kebangkrutan VOC. Salah satu faktor terjadinya kebangkrutan VOC adalah disebabkan oleh korupsi yang dilakukan oleh para pegawainya. Mungkin hal itulah yang menginspirasi para pejabat negeri ini untuk melakukan hal tersebut.

Saya hanyalah seorang penulis biasa yang mencoba untuk mengingatkan para pembaca baik itu para pejabat maupun rakyat agar selalu berusaha menghindari perbuatan ini. Saya tidak ingin para pejuang negara ini yang telah mengorbankan nyawa dan hartanya demi kemerdekaan matinya tidak tenang. Mereka melihat para generasi penerus bangsanya saling berebut kursi baik itu dengan cara sogokan ataupun cara-cara lain yang kurang dibenarkan. Saya ingin sekali para anggota wakil rakyat mengedepankan prinsip kebaikan bersama demi rakyat bukan malah menyengsarakan mereka. Saya juga ingin presiden dan para menteri berada di barisan paling depan untuk melawan korupsi, kolusi dan nepotisme. Kepada lembaga KPK saya berharap mereka dapat terus bertahan dalam melawan korupsi di negara ini, seperti karang yang dapat bertahan melawan arus laut.

Saya ingin sekali melihat negeri ini bahagia dan sejahtera. Seperti cita-cita para pendiri bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Negeri ini sangat kaya dan tidak mungkin ada negara lain yang mampu menyainginya baik itu dalam segi SDA maupun SDM-nya.

Seperti sebuah senandung lagu dari Iwan Fals yang liriknya berbunyi wakil rakyat seharusnya merakyat jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Saya ingin mengingatkan kalau saudara (wakil rakyat) dipilih bukan dilotre selain itu saudara adalah kumpulan orang hebat. Tolonglah kami rakyat biasa ini yang sangat mempercayai kalian, jangan sia-siakan kepercayaan kami ini.

Mau dibawa kemana negara kita ??? salah satu lirik dalam lagunya Armada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun