Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Surat Terbuka untuk Bapak Presiden SBY

13 Oktober 2014   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:14 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hari ini merupakan pekan terakhir kepemimpinan bapak Presiden. Dua periode kepemimpinan yang Bapak pimpin telah Bapak lewati. Keberhasilan itu merupakan dukungan nyata dan integritas orang-orang yang dekat di lingkungan Bapak. Tentu semua itu berkat doa-doa orang-orang yang selalu mencintai Bapak. Sehingga kepemimpinan Bapak untuk Indonesia dapat selesai seperti adanya, semua itu dapat dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia seperti adanya.

Tentu dengan kepemimpinan Bapak selama dua periode itu banyak meninggalkan pesan dan kesan. Kepemimpinan Bapak pada periode pertama telah mendapat apresiasi dan simpati dari rakyat Indonesia. Terbukti Bapak terpilih kembali memimpin negeri Indonesia yang ke-dua kalinya. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa rakyat Indonesia masih menaruh kepercayaan penuh terhadap kepemimpinan Bapak, sebagaimana apa yang telah Bapak wujudkan.

Adapun kepemimpinan yang ke-dua kalinya ini, akan Bapak akhiri sebentar lagi. Saya selalu berharap akan berakhir melegakan dan baik serta berakhir dengan husnul hatimah. Karena tidak ada  predikat apa pun yang lebih baik dari semua itu selain predikat penuh ridaNya.

Sebagai suatu proses kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat majemuk dan multikultural yang dihadapkan dalam realitas kehidupan dengan berbagai macam variannya, tentu akan mengundang berbagai respon dan tanggapan sesuai pendekatan masing-masing. Toh, semuanya telah berlalu. Karena itu yang lebih bijak adalah menyongsong waktu-waktu mendatang lebih baik lagi sebagai tindak lanjut apa yang telah Bapak lakukan selama ini. Karena itu, peran Bapak bersama-sama membangun negeri ini pada  waktu  mendatang  masih selalu dinantikan.

Sebentar lagi, rakyat Indonesia akan memiliki pemimpin baru. Bapak sendiri ikut melahirkan pemimpin itu. Setiap yang melahirkan dapat dipastikan mempunyai empati mencintainya. Hanya sedikit sekali orang-orang yang pernah melahirkan tetapi tidak mencintainya. Bahkan ada yang tega-teganya yang dilahirkan sendiri dibuang di got, pembuangan sampah atau di jamban yang bau. Lebih menyedihkan lagi hingga memutilasi seperti halnya mengucurkan darahnya sendiri.

Saya sendiri terlanjur yakin, bahwa Bapak Presiden mencintai kelahiran, karena kelahiran selalu menguasai waktu dan gerakan terpadu. Mencintai gerakan, karena gerakan selalu dapat membangun kekuatan. Dengan kekuatan dapat bangkit kembali menjadi energi baru yang lebih bermakna lagi! Seperti halnya yang semua itu telah Bapak lewati dan semuanya telah kita sadari.

Bapak Presiden SBY yang saya hormati, tidak banyak yang dapat saya ungkapkan dalam catatan ini. Sebagai wujud empati saya sendiri atas kepemimpinan Bapak yang selama ini telah Bapak lewati. Izinkan surat terbuka ini menjadi konsumsi publik yang tidak mungkin lagi akan saya simpan sendiri. Sebagai ungkapan untuk menyambut detik-detik akhir kepemimpinan Bapak, agar saya dapat mengucapkan selamat dan sukses pada semua yang telah Bapak darmabaktikan.

Negeri ini selalu menantikan karya-karya terbaik anak-anak bangsanya yang tidak pernah menyerah untuk mewujudkannya. Agar dapat mencapai cita-cita mulia seperti yang senantiasa menjadi tujuan pendahulu bangsa yang telah bersemayam pada taman-tamannya. Demikian catatan ini dibuat, apabila berkenan dapatlah lembaran ini dijadikan kenangan. Namun, apabila rangkaian ungkapan ini menjadi benih-benih yang menyakitkan, janganlah catatan ini menjadi kenangan. Sekian mohon maaf apabila ada kekhilafan. Imam Muhayat, Bali, 13.10. 2014.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun