Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selamat Ulang Tahun Baru Hijriah 1436 H

25 Oktober 2014   23:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:44 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bertepatan pada tanggal 25 Oktober 2014, maka Tahun Baru Hijriah masuk pada 1 Muharram 1436 H. Peringatan tahun baru Hijriah 1436, bukan Hijriyah, atau Hijrah, kali ini menurut saya merupakan tahun berkah bagi Bangsa Indonesia. Karena, menjelang memasuki tahun baru Hijriah ini, Bangsa Indonesia sukses mengantarkan pemimpin Negeri ini dengan nuasa aman, tenteram, dan damai.

Selain itu, ada yang menilai peralihan kepemimpinan Bangsa Indonesia beberapa hari lalu tergolong sangat mengharukan bagi seluruh Bangsa. Dikemas dengan pesta rakyat yang meriah. Digelar dengan pertemuan para tokoh Bangsa sebagai ajang pertemuan akbar silaturrahim. Berbagai peristiwa politik dapat dijadikan cermin bagi seluruh anak Bangsa.

Tentu tidak sedikit para pemerhati Bangsa sempat meneteskan air mata. Karena sangat simpatik dengan penantian kerinduannya yang panjang pada Bangsa Indonesia dapat menapaki manajemen pengelolaan Bangsa yang menyejukkan semua pihak. Tidak lain hal itu merupakan karunia dan berkah yang diberikan oleh Tuhan bagi Bangsa yang harus disyukuri bersama berkenaan memasuki Tahun Baru Hijriah seperti sekarang ini.

Sepekan sebelum memasuki Tahun Baru Hijriah, saya yang masih dipercaya sebagai ketua Jabal Nur, Nusadua bersama seksi ibadah sudah diajak koordinasi agar dalam memaknai pergantian Tahun Baru Hijriah itu sebagaimana biasa diadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), misalnya, dengan kegiatan pengajian, donor darah, sunatan massal, meramaikan pentas seni dengan acara perebutan Piala Bergilir yang biasanya selalu digelar pada event  pergantian Tahun Baru Hijriah.

Namun, pada tahun ini acara di Jabal Nur, Nusadua, Bali, dengan kegiatan khatmil Alquran yang dimulai sepekan sebelum masuk dan berakhir malam Tahun Baru Hijriah 1436 H. Malam kemaren itu saya tidak dapat menghadiri acara tersebut karena saya ada jadwal yang tidak bisa saya tinggalkan. Biasanya sampai rumah pada pukul 22.00/23.00 Wita. Pada awal pertemuan di kelas saat itu, kebetulan salah satu mahasiswa berucap sembari menyalami katanya, "Selamat Tahun Baru, Pak."  "Terima kasih, …, jawab saya singkat.

Sebelum memasuki uraian mata kuliah yang saya ampu, biasa saya mulai dengan pembukaan. Khusus hari itu, saya menyinggung sedikit tentang pergantian Tahun Baru Hijriah dan saya mengucapkan kepada seluruh mahasiswa: Selamat Tahun Baru, semoga dalam memasuki Tahun Hijriah 1436 H, langkah-langkah kita ke depan  dalam ridaNya. Saya mulai  di kelas.

Kemudian saya menyinggung sedikit terkait dengan penulisan yang baku menurut bahasa Indonesia yang disempurnakan pada tulisan kata: 'Hijrah, Hijriah, dan Hijriyah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa pada halaman 498 yang pasti tulisan 'Hijriyah', sengaja ditulis dengan huruf kapital,  tidak ditemukan pada lembar-lembarnya. Artinya tulisan 'Hijriyah' adalah tidak lazim dipakai dalam kategori tulisan bahasa Indonesia yang baku. Tetapi yang ada hanya 'Hijrah dan Hijriah'  masing-masing mempunyai makna dan arti yang berbeda.

Kata 'Hijrah' dipakai untuk menunjukkan kegiatan Rasulullah SAW.,  yaitu perpindahan Nabi Muhammad saw.  bersama sebagian  pengikutnya dari Mekah ke Medinah untuk menyelamatkan diri dsb dari tekanan kafir Quraisy. Sedangkan kata Hijriah menunjukkan tahun, misalnya, Tahun Baru …  Hijriah/1436 H.  Dengan demikian jelas bahwa tulisan Hijriyah tidak baku, tulisan Hijriah baku yang menunjuk tahun, dan tulisan Hijrah baku yang menunjukkan mobilisasi umat waktu itu. Dan dinamika umat dalam kekinian pada deretan makna lainnya yang selalu kita jadikan langkah dalam kebersamaan.

Setelah selesai menerangkan itu, kegiatan kelas saya isi diskusi sesuai jadwal yang sudah dirancang sebelumnya sampai akhir dan saya cepat-cepat pulang berkeinginan menemui  teman-teman yang sudah saya pastikan acara peringatan Tahun Baru di tempat dimaksud telah selesai. Benar adanya saya sampai di Jabal Nur  pukul 22.00 Wita hanya tinggal beberapa pengurus yang masih duduk-duduk di serambi dengan ramahnya mereka menyambut saya, beserta hidangan kue dan minuman kopi yang masih  ada sembari dapat  menikmati indahnya malam Tahun Baru Hijriah itu.

Tidak lama kemudian Bapak Nasikhin masuk rumahnya yang tidak jauh dari Mushola dengan membawa hidangan makan malam yang sama dihidangkan dalam acara peringatan Tahun Baru Hijriah yang barusan selesai dilaksanakan. Saya, dalam hati, mengucapkan syukur kepada Allah.  Sembari menikmati hidangan yang masih ada. Hatiku bersuara bahwa ini sungguh merupakan berkah dari Allah karena 'Hijrah di malam Hijriah' yang malam ini saya dapat  saya lalui semua dengan senang hati. Wallahu a'lam. Imam Muhayat, Bali 25 Oktober 2014/1 Muharram 1436 H.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun