Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Percakapan Suatu Hari

8 September 2016   23:24 Diperbarui: 9 September 2016   00:14 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelisah tak selamanya tanpa arah
Justru dari rasa resah semua menjadi tambah terbenah
Hari ini, seperti sekarang ini
Kita belajar menjawab rasa yang gerah

Kesuntukan itu terbaca dari catatan menuju tempat persinggahan
Dimulai dari berbagai tempat yang jauh
Bertemu pada satu tujuan
Berbekal dari kumpulan waktu yang selama ini telah ditempuh

Tapak jejaknya mesti diurai lagi
Setiap langkah ayunan kaki rekam energi
Lazimnya energi menyimpan potensi
Seberapa cerdasnya akal jawaban tak pernah selesai
Selama matahari masih terbit di pagi hari

Kerena, semakin dalam jawaban
Selalu datang pertanyaan lebih dalam
Juga kian menghadang

Rinci jawaban kian tak bertepi
Hakikat pertanyaan adalah jawaban itu sendiri

Dps, 09.09.2016. Puisi: Imam Muhayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun