Dari waktu ke waktu upaya-upaya membangun kerukunan antarumat beragama di Bali selalu diupayakan oleh tokoh-tokoh Bali. Telah disadari bersama, bahwa kerukunan tidak terjadi begitu saja, tetapi juga melalui upaya-upaya yang tidak pernah henti-hentinya dilakukan oleh pihak mana pun. Sifat kerukunan yang dinamis, memacu kita semua peduli terhadap kerukunan hubungan antarumat beragama di Bali. Â Aktualisasi kerukunan di samping merupakan kebutuhan individu, juga menjadi kebutuhan penting dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial.
Â
Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu bersentuhan dengan orang lain. Maka, dalam menghadapi realitas kehidupan dengan berbagai karakter berbeda-beda antara yang satu dengan lainnya, tidak lain diperlukan sikap kearifan dan sifat kebijaksanaan. Model sikap dan sifat itu tentu masih banyak model yang lain yang dapat mengarah pada kerukunan.
Â
Pengembangan model semacam itu perlu digalakkan terus sebagai upaya membangun masyarakat yang rukun dan damai. Hal itu sebagaimana dapat disimak, misalnya, dengan pameran budaya Hindu Islam yang diadakan beberapa tahun silam. Â Kegiatan itu, disamping merupakan tindakan nyata, juga mengandung sikap dan sifat positif yang harus dikembangkan secara berkelanjutan.
Â
Barusan, MUI Provinsi Bali mengadakan Musda X di Denpasar. Salah satu isi rekomendasi pada ajang acara tersebut adalah mencermati sititus-situs Islam yang banyak bersebaran di Bali. Indikasi situs-situs tersebut sesungguhnya banyak manfaat sebagai media pembelajaran sejarah, arkeologi, dan sekaligus berkompeten untuk tujuan aplikasi konkret terkait harmoni yang selalu digerakkan di Bali.
Â
Tentu, Bali sangat membutuhkan pengayaan lebih terkait dengan situs-situs tersebut, karena hal sedemikian itu akan memberikan nilai tambah signifikansi objek-objek kunjungan yang sangat menarik konteks destinasi budaya dalam sinergisme berbagai sebaran nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Â
Karena itu, dengan kian memberikan perhatian lebih terhadap situs-situs tersebut, kiranya akan lebih banyak potensi-potensi Bali yang dapat dijadikan umpan daya saing yang tinggi terhadap prospek turistik, juga dinamika internalisasi pembangunan dan pengembangan karakter Bangsa yang bertujuan untuk penguatan kekokohan jati diri Bangsa untuk keutuhan NKRI.
Â
Disadari keutuhan NKRI bukan hanya tugas yang harus diemban oleh TNI dan Kepolisian RI. Kekuatan mereka tidak cukup untuk mengawal dan mengamankan eksistensi Indonesia di era global ini. Hanya dengan kebersamaan dan saling mengisi bagi seluruh komponen Bangsa ini, maka Bangsa ini akan berdiri kokoh di tengah-tengah hegemoni global yang terus akan mencapai puncaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H