Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pak Harto Harto Penggila Seni Dibanding Bung Karno

16 November 2014   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416108485335919388

Museum adalah suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk pemanjangan, pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, misalnya, peninggalan sejarah, seni, dan ilmu, utamanya tempat penyimpanan barang-barang kuno. Museum sangat bermanfaat sebagai media pembelajaran, penelitian bagi para pelajar, mahasiswa, ilmuan, cendekiawan, dan para pemerhati perjalanan peradaban suatu bangsa. Bangsa-bangsa yang pandai mengelola jejak langkah peninggalan peradabannya cenderung menjadi bangsa yang dicintai bangsa lain. Banyaknya peninggalan yang berharga, memungkinkan kunjungan turis asing yang ingin menyaksikan langsung peninggalan-peninggalam masa silam.

Kunjungan kompasianer pada museum yang ada di Indonesia hampir mencapai angka 50-an museum. Dimulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan sebagian museum di Sulawesi. Keanekaragaman seni, budaya, bahasa, ilmu dan perjuangan masing-masing suku dalam mempertahankan wilayahnya menjadi kekayaan tersendiri sebagai modal untuk mengabadikan peninggalan dalam museum di masing-masing provinsi di Indonesia.

Indonesia termasuk mempunyai jumlah museum yang banyak dengan varian koleksi yang dimiliki dari peninggalan zaman prasejarah hingga waktu kekenian terkait dengan seni, budaya, ilmu pengetahuan, dan diorama perjuangan dalam meraih kemerdekaan. Berdasarkan berbagai sumber yang sudah diakses oleh kompasianer, di Jakarta saja tidak kurang dari 50 museum yang sudah berdiri dan eksis menjadi kebanggaan warga Jakarta. Belum lagi di Yogyakarta, Solo, dan Bali dengan museum jelas menjadi destinasi rutin kegiatan wisata domestik dan mancanegara.

Presiden pertama Indonesia, Bung Karno, termasuk presiden yang mencintai seni budaya serta akrab dengan situs-situs kuno yang mempunyai nilai sejarah tinggi peradaban dunia dan Indonesia. Koleksi Bung Karno, suatu saat, mendapat apresiasi pecinta seni dunia bahwa koleksi Bung Karno dapat menempatkannya pada ranking presiden dunia penggila kesenian.

Karya monumental Bung Karno yang didesain sendiri hingga sekarang menjadi kebanggaan Indonesia salah satunya adalah Tugu Monas, yang di dalamnya juga difungsikan sebagai museum. Kawasan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral pun tidak ketinggalan merupakan hasil desain Bung Karno sendiri yang hingga kini kedua tempat tersebut terdapat juga museum yang menyimpan peninggalan berharga tentang keagamaan masing-masing tempat ibadah tersebut.

Kalau Bung Karno kompasianer menyebutnya sebagai presiden pertama yang mempunyai jiwa seni dan baru dapat mewujudkan beberapa gagasan-gagasannya untuk pengisi museum, berbeda dengan pak Harto yang menurut kompasianer lebih all out sebagai seniman profokatif yang sempat menyuburkan museum dan sekaligus merancang dirinya sebagai raja museum Indonesia.

Foto Sket lukisan di atas kertas, spidol, N.A. Arnawa, Bali 1990, koleksi pribadi (Lukisan ini atas permintaan Kompasianer saat ia sedang mengadakan pameran lukisan di Hotel Patra Jasa, Tuban, Bali, 1990. Karena kompasianer tidak menjangkau harga lukisan pameran, akhirnya mohon kesediaannya dibuatkan sket lukisan)

Sedikit yang akan bisa saya sebut dan tentu masih banyak lainnya, sekali lagi menurut kompasianer, misalnya, dengan pembangunan kawasan Ancol, TMII atas nama Bu Tien yang di dalamnya terdapat puluhan museum merupakan aset nasional yang luar biasa.

Selain itu, yang kompasianer sebut Pak Harto lebih all out sebagai seniman yang sempat menyuburkan museum dan sekaligus merancang dirinya sebagai raja museum Indonesia, misalnya, bertahun-tahun Pak Harto menempatkan dirinya sebagai presiden terekor dalam berbagai seri PERANGKO NASIONAL dan TERCETAK PADA UANG PECAHAN RP. 50,000,00 yang berjalan bertahun-tahun bukan suatu kebetulan. Tetapi itulah dia suatu kenyataan bahwa beliau sudah merancang dengan seksama bagaimana dirinya dalam arti suatu museum.

Percaya tidak percaya hal itu merupakan kecerdasan tersendiri dalam konteks museum baik hubungan dalam arti kata maupun hakekat makna yang sesungguhnya. Setelah kompasianer banyak mengakrabi kunjungannya di berbagai museum di Indonesia, akhirnya dapat membuat catatan ini. Dengan demikian jelas Pak Harto lebih penggila seni dibanding Bung Karno. Imam Muhayat, Bali, 16 November 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun