Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyedihkan, Penembakan Malaikat Berompi Merah Itu

18 November 2014   07:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14162444411379043411

Dalam suatu bencana yang dialami oleh suatu negara, utamanya bencana itu berupa perang, maka dapat dipastikan banyak korban yang bergelimpangan di sana-sini. Kondisi semacam itu biasanya selalu mengundang simpati dari berbagai pihak. Utamanya empati itu datang dari suatu lembaga nasional maupun internasional yang mengatasnamakan ICRC dan IRCS yang biasanya  lazim orang Indonesia menyebutnya sebagai PMI dan atau Bulan Sabit Merah. Individu-individu yang bertugas di medan seperti itu tidak jarang mengalami nasib naas hingga merenggut nyawanya sendiri demi membantu dan menolong sesama, yang bernaung di bawah bendera Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, baik bersifat nasional maupun internasional

Apakah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah itu? Palang merah/Bulan Sabit Merah adalah simbol kepedulian kemanusiaan. Berdiri sebagai lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri. Tujuan berdirinya adalah kiat meringankan penderitaan sesama manusia akibat musibah, baik bentuk musibah itu berupa bencana alam maupun  musibah akibat ulah manusia. Kegiatan, aksi tersebut nirlaba tanpa melihat latar belakang korban. Hanya, semata-mata bertujuan untuk meringankan penderitaan sesama.

Kegelisahan seorang humanis, Jean Henry Dunant pada saat terjadi perang Solferino pada 1859 menggerakkan hatinya untuk membentuk UN Souvenir de Solferino pada 1862 dalam perkembangannya kemudian terbentuk komisi lima menjadi ICRC pada tahun 1863. Adapun tokoh pendiri yaitu, General Dufour, Dr. Louis Appia, Dr. Theodore Mounoir, Gustave Moynier, dan Jean Henry Dunant. Gerakan Komisi Lima yang dimotori oleh Henry Dunant dengan sungguh-sungguh memberikan arti dengan gerakan sungguh-sungguh hanya demi kemanusiaan akhirnya banyak simpati dan diikuti oleh negara-negara Islam yang kemudian juga membentuk semacam itu dengan lambang saja yang berbeda, Bulan Sabit Merah berdiri pada 1876.

Melihat pentingnya gerakan tersebut dan pada saat revolusi fisik yang terjadi di Indonesia juga banyak dibantu oleh ICRC dan IRCS, maka para tokoh Indonesia memandang perlu adanya semacam organisasi tersebut. Berdiri dengan nama Palang Merah Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 September 1945. Organisasi ini independen, bersinergi dengan pemerintah dengan bidang tugas kemanusiaan. Kepres No. 25 Tahun 1950, menyatakan PMI adalah organisasi perhimpunan aktif dalam kegiatan kemanusiaan lebur dalam Palang Merah di Indonesia. Sedangkan pada Keppres No. 246 tahun 1963, mengatur tentang tugas pokok dan kegiatan PMI.

Konsep perhimpunan palang merah Nasional ini terikat dengan prinsip-prinsip dasar ICRC dan IRCS, Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Internasional. Karena itu PMI jelas sebagai lembaga independen serta berstatus sebagai organisasi masyarakat, namun dibentuk oleh pemerintah serta mendapat tugas dari pemerintah, agar segara operasionalisasinya berjalan baik.

Tugas pemerintah yang yang diemban oleh PMI adalah pertama: tugas-tugas dalam bidang Kepalangmerahan yang terkait berkelindan dengan konvensi Jenewa dan ketentuan-ketentuan Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Untuk memberikan makna yang lebih dan luas lagi fungsinya, kini sangat dikenal dengan nama, "Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional," sebagai Lembaga yang menghimpun keanggotaan Perhimpunan Palang Merah Nasional. Adapun tugas khusus yang kedua adalah melakukan tugas pelayanan transfusi darah, pengadaan, pengolahan dan penyediaan darah bagi masyarakat yang membutuhkan.

Untuk diketahui bahwa simbol Palang Merah tidak boleh digunakan pada saat atau waktu, kepentingan, kecuali hanya dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan TNI dan Organisasi Palang Merah. Lambang Palang Merah Indonesia hanya dapat digunakan oleh PMI untuk menandai sarana dan petugasnya selama dalam kegiatan pelayanan kepentingan PMI/Bulan Sabit Merah.

Adapun 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional sebagaimana dikutip dari hasil kegiatan pelatihan kompasianer yang pernah diikuti di PMI Provinsi Bali adalah sebagai berikut ini:

1.Kemanusiaan, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit merah Internasional didirikan berdasarkan keingaian memberti pertolongan tanpa membedakan korban mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

2.Kesamaan, gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuan semata-mata mengurangi penderitaan manusia dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

3.Kenetralan, agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah internasional tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.

4.Kemandirian, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional bersifat mandiri dan selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah internasional.

5.Kesukarelaan, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memberikan bantuan sukarela, dan tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.

6.Kesatuan, di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah atau Bulan Sabit Merah yang tebuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

7.Kesemestaan, gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Demikian catatan singkat ini dapat dihadirkan yang disarikan dari berbagai sumber bacaan dan dari hasil pengalaman kompasianer mengikuti pelatihan teknik di PMI Provinsi Bali. Selain itu juga pernah menjadi tuan rumah sosialisasi PMI yang dikemas dalam kegiatan buka bersama ibadah puasa Ramadhan yang ternyata sangat menarik bagi jamaah pula, terkait hubungannya dengan sesi tanggap bencana.  Imam Muhayat, Bali, 17 November 2014.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun