Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lembar Catatan Perjalanan

29 Januari 2016   09:52 Diperbarui: 29 Januari 2016   11:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hari ke lima, be-tiga pada senja dentang waktu lima kali, kueja 
jari-jari roda berputar lempang 
ditimpah angin, ingin berkalang 
kini berganti angin buritan 
berenang di balik sirip-siripnya labuh ketapang 
tepat menjelang tengah malam 

besok adalah hari kebesaran
puji-puji mengawal hati
kaki-kaki rapat tuntunan syar'i
dalam irama pencerahan abadi berlabuh sujud di rantau sunyi pengetahuan, di malang

di puncak rimbanya kemah diunggah
ada kalanya lebah sumarah, ia mengubah sengat menjadi obat
maka ia seperti lilin penerang
sayang meradang

tak seperti batang pisang
dingin luka sayatan, ditebang putus mengerang pupus
buah merentang, luka ditebus

di awal pagi yang cerah
kini perjalanan sampai setengah
Seperti yang sudah-sudah
perut searah kecap lidah, mengasah
dalam kenangan tak terbantah

waktu sesaat berlalu
tak lagi dapat dipacu isi itu
Perjalanan mesti harus dilanjutkan
Walau yang berlalu hanya sepenggal pesan, kini segera bergegas untuk banyak menggagas, agar puaskan tugas semua tuntas

Probolinggo, 29.01.2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun