Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Seorang Bapak

10 Oktober 2014   05:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:39 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bagi: prisma emie hara yang lagi ber-ultah

tuhan, …

mungkin ia sedang terlelap dalam pelukan malam

sementara aku sedang dalam keterjagaan

aku mohon kepadamu

karunia dan rahmatmu yang agung menyatu dalam kehidupannya

tuhan, …

engkau telah melahirkannya penuh kesempurnaan

aku mohon kepadamu penuh harap

sempurnakanlah pula seluruh jiwa raganya

agar selalu sanggup menyongsong hamparan karuniamu

mudahkanlah ia menjadi hamba yang bersyukur atas nikmatmu

tuhan, …

engakau maha besar

besarkanlah atas namamu

membesarkan atas segala sesuatu

tuhan, …

jadikan ia selalu mencintaimu

mencintai hamba-hambamu yang engkau muliakan

dengan lawatan hidupnya, penuh torehan warna yang engkau ridai

tuhan, …

tambatkan hati dan jiwanya kepada kami

juga kami kepadanya

dalam pelabuhan jiwa damai dermaga cinta

tak pernah putus ditelan wakktu

tuhan, …

berikan kepadaku kekuatan

memberikan perlindungan lahir batin

seperti keindahan yang selalu engkau hadirkan

dalam seluruh ciptaan

tuhan, …

aku mohon kepadamu, …

kibarkan rohnya dengan seutuhnya keyakinan

menyongsong gemerlapnya kehidupan

dengan cahaya-cahayamu yang tak pernah menyilaukan

tuhan, …

tambatkan hatinya berbakti kepadamu

menyongsong kehidupan hari ini

esok pun saat kepulangan dengan kelegaan

di sisimu penuh kemuliaan dan kedamaian

tuhan, …

kelak, manakala aku telah berserah ke hadiratmu

sambutlah dengan lapang tanganmu

mereka yang aku tinggalkan senantiasa teguh pada pesan yang engkau ridai

hanya engkau yang sanggup menepati janji

Tuhan, …

Raihlah doa ini

permohonan yang tak pantas aku daratkan

tapi kepada siapa lagi

karena kasihmu yang melimpah untuk kekasihmu

tumpah ruahnya  mengaliri dermaga pelabuhanku

Nusadua, 9 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun