Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Judi Kepala Negara Adikuasa di Israel dan Palestina

9 Juli 2024   13:39 Diperbarui: 9 Juli 2024   14:33 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Teguh R. Imam, 1999. Koleksi pribadi Imam Muhayat

Judi para kepala negara adikuasa di Israel dan Palestina. Meski sampai tak terdata jutaan di situs IP, platform Meta, akun file sharing, platform Google, Youtube, platform X, platform Telegram, platform TikTok, dan platform App Store, serta platform Snack Video sekali pun, lebih mendera perilaku judi mereka di Israel dan Palestina. Batang di atas pasir mematahkan tulang-tulang korbannya. Dahan kering di atas sahara memutus nadi jantungnya. Selain muntahan mesiu memenuhi langit gurun sahara.

Permainan judi mereka di tanah sahara menjadi saksi bisu. Berbunga duka lara. Air mata tumpah di sembarang arah. Laki-laki, perempuan, tua muda tidak peduli balita sergah pongah mulutnya. Manusia tak lagi berharga. Hingga mereka lebih menghargai seonggok fosil-fosil di kedalaman dataran pasir dan batu sahara.

Benyamin, putra Yakub dan Ibrahim hingga ujung silsilahnya cinta damai. Setia mengajarkan sikap toleran, saling memahami, saling menghargai, menjunjung tinggi kesetaraan. Namun tertutup bara kepulan asap di langit kebencian. Teori penghancuran dikaji tanpa henti. Kolaborasi birokrasi dan teknokrasi berlomba memproduksi misel presisi. Agar lebih cepat mengirim peti mati. Hingga banyak negara menanggung beban berat akibat inflasi. Judi mereka menjadi luka. Luka nganga terketam sempurna di abad millenia.

Aku bersaksi ... Dengan kata-kata yang bermakna dalam kalimat. Dengan kalimat yang berarti dalam Bahasa. Dalam Bahasa yang berguna dalam kehidupan. Kini nyata para kepala negara yang berdaya semua sisi kehidupan kehabisan Bahasa. Hanya Bahasa-Mu Yang Agung. Firman-Mu tanpa permulaan dan kesudahan. Ya Tuhan ... Semesta Alam. Kafalah dengan hikmah-Mu. Agar terbetik buat mereka daya logika humaniora. Terhindar malapetaka judi mereka di dataran sahara. Terkurung dengan rida-Mu membubung bagi jiwa-jiwa yang limbung.

Di Tengah-tengah gemuruh mesiu mendesing dari sayap-sayap api di atas tanah kedua negara. Pada dentuman meriam menerkam anak-anak sahara menjadi tumpukan mayat dari tangan-tangan biadab. Dalam himpitan peradaban hancur lebur tak terukur. Pada detik-detik maut di bawah kaki kotor thaghut. Pada gema kokang senjata. Sudah waktunya berharap, iman mereka lebih terbuka. Ujian menjadi kesabaran. Agar mereka mudah membuka pintu-pintu-Nya. Datang di hadapan-Nya tanpa luka. Rasa kebencian tak lagi tumbuh tanpa penghabisan.

Hadirlah ... sebagai pemimpin dunia dengan membawa Nurani manusia. Datanglah ... pemimpin negeri mencintai dunia insani. Empati ... kita pada mereka yang berduka. Meski gelombang pasang diplomasi kerap terjadi. Setiap jiwa berharga di depan Rabb-nya. Jika judi mereka di Israel dan Palestina semakin menggila. Maka manusia sama halnya seharga dengan selongsong bara timah di tanah sahara ...

Imam Muhayat, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun