Malam itu cuaca cerah. Angin semilir merayap di sela-sela dedaunan. Kilau purnama membuat kibasan putik bunga berwarna keemasan. Sang kiai seperti biasa tak terlena. Detak langkah kakinya merajak. Ujung desa piranti tujuan pasti. Kelak romantika Era AI bukan yang perlu ditakuti.
Sementara para santri datang mendahului. Isi ruang sudah penuh terisi. Sementara sang kiai tak lama berselang dengan riang berucap salam. Jawab santri serempak berakhir hening.
Sesaat bersama dalam keheningan. Apa katanya?
: Aku berada di balik hati kalian. Aku juga bersemayam di jiwa kalian. Saat tertentu terbenam dalam nurani kalian. Aku bukanlah aku tapi aku kalian sendiri yang berkehendak.
: Sewaktu nafsu duniawi bersua. Mulai menggoda merasuki rasa. Saat itu pula ia tidak lagi kuasa. Melihat yang benar. Sebinar matahari bersinar. Seperti damar kehilangan api ...
Nusa Dua, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H