Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serenade #9

9 Februari 2023   19:53 Diperbarui: 9 Februari 2023   19:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika aku satu diantara kalian. Berada dalam satu tempat pacuan. Kurentang semua jariku menyilang. Lalu sejenak aku mendongak. Menyimak ragam angka yang bisa kubaca. Sebab interval angka bisa jadi menuntun logika.

Jika aku menjadi kalian. Berada pada
satu tujuan. Kuparuh batu cadas bebukitan. Seperti elang segera mati. Saat paruh memanjang secara alami. Satu pilihan: sakit untuk hidup atau nyaman segera mati.

Jika aku menjadi kalian. Sebab aku mereka di persimpangan. Aku rentang sayap-sayap putih. Tasbih bersama di mihrab Terkasih.

Selisih kubu di Ruang Baru.  Selalu dingin di ruang suhu. Seperti permata bersemayam dalam cangkang kedalaman. Pada saatnya gemerlap di ruang kehormatan.

Imam Muhayat, Nusa Dua, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun