Sebelum tahun 1980 belum banyak yang mengenal sosok Azyumardi Azra dibanding tokoh Muslim terkemuka KH. Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Harun Nasution, Munawir Sadzali, dan Muslim Abdurrahman, misalnya. Wajarlah jika demikian--karena beliau masih concern dunia akademiknya, selanjutnya menyelesaikan pendidikannya di Columbia University, USA.
Ia, Azra termasuk intelektual muslim yang produktif tersebar karyanya di harian nasional, majalah, jurnal ilmiah, dan karyanya banyak ditemukan di proceeding nasional dan internasional.
Seminar, simposium, sarasehan, lokakarya, kegiatan akademik, dan ilmiah lainnya menjadi profilnya dikenal luas. Selain itu setelah jabatan Rektor UIN Syarif Hidayatullah dengan berbagai perubahan yang signifikan kian mengokohkan maqom cendekiawan muslimnya di kancah internasional.
Lewat karya disertasinya di Columbia University, USA dengan mengangkat topik The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian Ulama in the Seventeenth and Eighteenth Centuries--namanya pun kian berkibar.
Penerbit Mizan, Bandung dengan kolaborasi akuisitifnya memberikan judul  disertasi tersebut begitu menggelitik intelektual--Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Berkat karyanya pada medio 1990-an benchmarking IAIN (UIN) Jakarta semakin moncreng.
Berbagai jabatan pernah diembannya dan selalu terpetik kinerja terbaiknya. Ia mengembuskan nafas terakhirnya di Selangor, Malaysia Minggu (18/9/2022). Selamat Jalan Bapak Bayani, Burhani, dan Irfani yang melatar bumi. Jariyah karya lapangkan istirahmu di disi-Nya, amin.
Imam Muhayat, Yogyakarta, 20/9/2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H