Kerajaan tak bernama. Ada dari batu setangkup tangan ibu. Melunak seperti jeli. Dalam hitungan hari mengeras selepas ribuan kaki.
Sesaat kebekuan tanpa kehangatan jari- jari lembutnya. Dinding-dinding penyekat mengerat pegat ruang tahta. Merobohkan almari mahkota. Meski sesaat pasowanan agung terencana sesuai agenda.
Adipati, para punggawa, dan rakyat jelata tak mengira. Terhitung hari menunggu sesi. Tak menyangka apa yang terjadi. Semua yang tertata berserakan seisi ruang.
Tangis ngilu pecah di batu. Sementara air mata buaya bercampur air liur. Ambur senyawa cairan enzim-enzim kimiawi. Nganga mulut siap merebut serapan nutrisi.
Begitulah ... akibat kerajaan tak bernama. Cukup perkasa membuatnya percaya diri. Hingga lalai. Petuah bijak Bestari ...
:Selama masih di bawah matahari
 Tak ada yang tetap abadi ...
Imam Muhayat, 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H