Pada hari Jumat (19/8) pukul 14.40 saya berada di atas kapal yang dinakhodai dan dimualimi seorang perempuan. Hal itu saya ketahui saat saya mencari toilet. Â Tanpa sengaja hampir memasuki pintu ruang nakhoda. Dengan ramahnya salah seorang yang ada di dalam ruang kemudi menunjuk tempat yang saya maksud.
Belakangan saya berfikir kedua perempuan itu hebat. Karena memang baru kali ini saya tau seorang perempuan menjadi nakhoda kapal dan satu lagi perempuan sebagai mualimnya. Tentu saat kekinian sudah banyak profesi yang umumnya dipegang kaum adam ditekuni pula oleh kaum hawa.
Memang hal itu bukan hal aneh dan langka. Hanya saja saya memang baru menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Sehingga menjadikan saya tambah bersyukur betapa perjuangan kaum perempuan secara nyata semakin dihargai dalam berbagai sektor kehidupan.
Sudah banyak contoh yang telah diperankan kaum hawa sebagai penopang penyangga sendi-sendi keluarga, sosial, ekonomi, pertahanan, keamanan, ilmu-teknologi, keagamaan, dan kebangsaan. Sebutlah sederetan nama perempuan para pejuang kemerdekaan juga tak ketinggalan peran sertanya dalam mewujudkan kemerdekaan itu.
Cerminan mereka dapat menjadikan motivasi bagi kaum perempuan. Sebagai bentuk motif yang bersifat dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia juga banyak macam bentuknya. Yakni tergantung bentuk motif tersebut ke mana arah dan tujuan yang hendak dituju.
Sebagai motif yang bersifat dorongan yang berasal dari sumber kekuatan jasmani dan rohani individu, maka diperlukan berbagai penguatan kedua dorongan tersebut. Kiranya banyak orang-orang sukses itu selalu tertunduk pada lembar-lembar logika, etika, estetika, Â agama dan keyakinan sebagai bagian dari individu dirinya sendiri.
Peran individu yang sedemikian itu kemudian menjadikan diri selalu cair setiap olah pikir. Terbentuk jati diri yang kokoh penuh keyakinan. Dan individu yang tidak mudah digoyang keadaan yang tak pasti dalam setiap langkah perjalanan.Â
Hal ini sangat diperlukan oleh siapa pun individu yang mempunyai peran pengendali. Seorang nakhoda--mualim misalnya, dalam kondisi darurat pun harus selalu tepat mengambil kesimpulan atas dasar keselamatan tak terkecuali diri dan para penumpang.
O..., tak terasa rupanya pelayaran sudah mendekati pelabuhan Padangbai. Perjalanan Lembar -- Padangbai memerlukan waktu lima jam lebih, 16.00 s/d 21.05. Sejujurnya, saat itu saya lupa bersyukur bahwa semua perjalanan sudah terlampaui dengan selamat.
Keluar dari kapal saya langsung berkendara, dengan kecepatan relatif lambat. Saya yakin RPM tidak sampai tembus 60. Tanpa saya duga dan di luar perhitungan akal sadar saya sesuatu terjadi. Sejauh 40 meter dari pintu keluar pelabuhan Padangbai roda depan melindas anjing yang lari di jalan.Â
Saya tidak bisa mengendalikan kendaraan yang saya tumpangi hingga terperosok di atas aspal.
Warga sekitar berdatangan menolong.Â