Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesadaran

2 Oktober 2016   19:20 Diperbarui: 2 Oktober 2016   19:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surat ini kutulis saat gerimis hujan. Ditujukan kepada mereka yang masih percaya dengan penggandaan uang. Hasil banyak tanpa kerja keras, keringat bercucuran, daripada susah-payah menjadi TKW di negeri orang. 'Kan lebih baik, katamu, dekat saja dengan si-kanjeng emas di balai-balai padepokan

Khayalanmu terlalu tabu, wahai kalian yang masih mudah terpedaya kilauan. Sinar buram di tengah-tengah zaman gatget sudah bertebaran di pinggir jalan, segebok uang bisa kalian dapatkan. Jika mau berbagi suasana sepanjang kemauan

Entah, mengapa kalian masih mudah ditipu dengan trik sihir menyesatkan. Mungkin sebegitu derita hidupmu tak pernah mereka dengarkan. Membuatmu kehilangan keseimbangan, terjerumus janji-janji palsu yang memang palsu betulan

Di negeri ini perlu kita sadari masih banyak manusia pemangsa. Memasang taringnya bagi yang susah lebih mudah dijarah, yang lagi dirundung duka mudah dibawa kemana saja, yang sedang kekurangan mudah dikubur dengan keyakinan, maka waspadalah ...

Di tengah-tengah suasana seperti ini. Lebih baik kembali di kesadaran Illahi

 

Rumah Pustaka, 02.10.2016. Puisi: Imam Muhayat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun