Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Jayabaya - Purabaya

25 Agustus 2016   21:39 Diperbarui: 25 Agustus 2016   21:42 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu, kota pahlawan abu sembunyian
Pertempuran hebat inlander dengan Netherland
Bara api kepulan hitam rata di ganggang
Menyala, gemuruh suara letusan
Saut menyaut melecut keberanian
Relawan rela mati demi kemerdekaan

Lain dulu lain sekarang
Kini, jalan regang mengerang
Tindih tatih bawah atas jumpalitan
Merdeka kendara mengubah rupa

Gedung taman genderang metropolitan
Metropolis wajah kapitalis tangan baja kaki roda mata tajam nanar menyala
Surabaya, terbaca dari lekuk regang arusmu Sidoarja,
Purabaya, awal impian Jayabaya
alur padat dulu - kini di Wanakrama

Tak perlu tanya lagi
Tempat dulu untuk sembunyi
Sebut saja katup pegas mesti selalu terbuka
Seperti kereta melaju bebas selalu terjaga

Surabaya, 25.08.2016, Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun