Sebagai kepala keluarga
Dengan empat permata hati
Hasil cinta kasih putri seorang haji
Markotop, ayah Utop, tak lagi nyenyak apalagi bisa bermimpi
Berita di Koran, radio, pesbuk, internet, dan televisi
Deras mengalir mengiris hati
Ozon Park juga terakhir tak berfungsi
Menangkal benda misterius yang memutus nadi
Bagaimana mungkin Markotop tak khawatir?
Lama berselang Utop tak lagi cengar-cengir
Biasanya ia rajin menggoda adiknya yang terakhi
Silir angin pun, kini, tak hadir
Sapir mengaduk kota
Polisi garukgaruk TKP menguji fakta
Utop juga tak diketahui pangkal hidungnya
Alibi, bully mendesing dari cerobong kebencian menggeber kejahatan
“Utop, pulanglah …,” suara lirih Markotop menembus angkasa
Terbaca di birih hati memimpikan masyarakat susila tanpa polisi
Seperti cerita sebuah negeri, kabar dari paruh burung kesayangan Sulaiman
Kini, mana ada, wujudnya hanya utopis belaka
Rumah Gedang, 14.08, Imam Muhayat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H