Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Utop, Pulanglah...

14 Agustus 2016   21:31 Diperbarui: 15 Agustus 2016   00:53 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai kepala keluarga
Dengan empat permata hati  
Hasil cinta kasih putri seorang haji
Markotop, ayah Utop, tak lagi nyenyak apalagi bisa bermimpi

Berita di Koran, radio, pesbuk, internet, dan televisi
Deras mengalir mengiris hati
Ozon Park juga terakhir tak berfungsi
Menangkal benda misterius yang memutus nadi 

Bagaimana mungkin Markotop tak khawatir?
Lama berselang Utop tak lagi cengar-cengir
Biasanya ia rajin menggoda adiknya yang terakhi
Silir angin pun, kini, tak hadir

Sapir mengaduk kota
Polisi garukgaruk TKP menguji fakta
Utop juga tak diketahui pangkal hidungnya
Alibi, bully mendesing dari cerobong kebencian menggeber kejahatan

“Utop, pulanglah …,” suara lirih Markotop menembus angkasa
Terbaca di birih hati memimpikan masyarakat susila tanpa polisi
Seperti cerita sebuah negeri, kabar dari paruh burung kesayangan Sulaiman
Kini, mana ada,  wujudnya hanya utopis belaka

Rumah Gedang, 14.08, Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun