Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformasi Nilai-nilai Islam di Era Digital

11 Agustus 2014   04:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:52 3097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[11] Lihat Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung Terputus dan Menyatukan yang Tercerai (Bandung: Alfabeta, 2008),hlm. 7: Secara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian berkembang menjadi perilaku serta cara kita memerlakukan orang lain. Yang termasuk dalam nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan kesesuaian. Nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak yang diberikan.

[12]Media instruksional yang memadukan pengalaman konkret membantu mahasiswa mengintegrasikan pengalaman sebelumnya dan memfasilitasi pembelajaran konsep abstrak. Menampilkan sebuah video yang mewakili semua proses ini dalam hubungan satu sama lain merupakan cara ideal untuk mengintegrasikan berbagai pengalaman ke dalam abstraksi bermakna. Pada tahun 1946, Edgar Dale mengembangkan “Kerucut Pengalaman” (Dale, 1969). Dale berpendapat peserta didik bisa memanfaatkan keuntungkan dari kegiatan pembelajaran yang abstrak jika mereka telah membangun pengalaman yang lebih konkrit untuk memberikan makna terhadap representasi yang lebih abstrak. Bruner menunjukkan bahwa ini berlaku untuk semua peserta didik, bukan hanya anak-anak. (Vianneymtb.wordpress.com. Teknologi dan Media Memudahkan Pembelajaran. Diakses tanggal 14 Nopember 2013).

[13]Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 26-30: Berangkat daridasar-dasar utama pendidikan Islam di atas, maka setiap aspek pendidikan Islam mengandung beberapa unsure pokok yang mengarh kepada pemahaman dan pengamalan doktrin Islam secara menyeluruh. Pokok-pokok pendidikan Islam yang harus diperhatikan mencakup: tauhid/aqidah, ibadah/ubudiyah, akhlak, dan kemasyarakatan.

[14]Zulkarnain, hal. 46 menekankan: dalam perspektif social, manusia cenderng memiliki keterbatasan, kekurangan, kelemahan dan kelebihan. Oleh sebab itu,manajemen harus memandang sisi lain dari keutamaan manusia itu sebagai sesuatu yang harus diolah dan ditempatkan pada posisi penting dalam pengaturan manajemen. Hal ini berarti manajemen tidak menentang fitrah manusia baik dari segi kejadian, kelebihan dan kekurangan maupun tujuan hidupnya. Kerja bukanlah sebagai suatu sarana untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan menyambung hidupnya, tetapi juga sebagai ungkapan perkembangan pribadi.

[15] K Paul, Moser, Arnold vander Nat, Human Knowledge: Classical and Contemporary Approach (New York: Oxford University Press, 1987), hlm. 45.

[16]Imron Arifin, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengelola Sekolah Berprestasi (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm. 52, mengutip penetapan Tilaar dalam pengelolaan sekolah yang efektif di Indonesia: 1) sekolah memiliki kemampuan akademik ang ditetapkan dalam kurikulum nasional. Criteria ini disebut criteria akademik, 2) sekolah mempu mendidik siswanya berkepribadian luhur, bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Criteria ini disebut criteria religio-moral, 3) sekolah mampu menghasilkan tenaga pembangunan yang terampil dan dalam jumlah yang memadai untuk berbagai sector pembngunan. Criteria ini disebut criteria relevansi atau ketenagakerjaan.

[17] Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 52: Mesin-mesin canggih yang dihasilkan teknologi mutakhir dapat dipandang mempunyai keunggulan tertentu seperti: a) kemampuan bekerja dengan cepat, b) kemampuan bekerja secara akurat, c) tidak mengenal lelah, d) tidak mengajukan berbagai tuntutan, e) tidak terlibat dalam konflik, f) dan tidak melancarkan pemogokan.

[18] Mardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi (Malang, Aditya Media, 2012), hlm. 455: mengungkapkan pendapat Robin William Jr, bahwa value bukan hanya sebagai criteria atau standar untuk menjelaskan tindakan tetapi juga berfungsisebagai criteria standar untuk melakukanpenilaian, menentukan pilihan, bersikap dan berargumenasi maupun menilai performance. Adapun yang dimaksud dengan nilai-nilai tersebut adalah keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah diniyah, kebebasan, kejujuran, ibadah, amanah, tawadhu’, keadilan, perjuangan, ittihad (persatuan),tasamuh (toleransi), I’timad ala an-nafsi (berdikari), ketulusan, dan keteladanan.

[19]Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang), hlm. 92. Menyatakan bahwa untuk mengantisipasi suatu Negara lemah yang kemudian akan lenyap dalam putaran sejarah peradaban dunia maka perlu mengadakan perubahan-perubahan yang akan membawa pemerintahan yang baik, di mana perubahan-perubahan itu adalah: 1) terjaminnya ketenteraman hidup, harta dan kehormatan warga Negara. 2). Peraturan mengenai pemungutan pajak. 3). Peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas militer. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang-orang tertuduh akan diadili secara terbuka dan sebelum ada pengadilan pelaksanaanhukumanmati dengan racun atau jalan lain tidak dibolehkan. Pelanggaran terhadap kehormatan seseorang juga tidak lagi diperkenankan. Hak milik terhadap harta dijamin dan tiap orang mempunyai kebebasan terhadap harta yang dimilikinya. Ahli waris dari yang kena hukuman pidana tidak boleh dicabut haknya untuk mewarisi dan demikian pula harta yang kena hukuman pidana tidak boleh disita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun