Saya termasuk pecinta puisi sejak saya bersentuhan langsung dengan penyair Aly D. Musyrifa. Waktu itu, saya sama-sama nyantri di PPWH Wahid Hasyim, Gaten, Yogyakarta mulai tahun 1984 hingga 1987. Di PPWH itu saya dikenal sebagai Bapak Koperasi yang tertarik bergabung dengan Sanggar Teater ESKA.
Konsentrasi di Sanggar ESKA yang saya minati bidang Studi Apresiasi Sastra (SAS). Puisi termasuk sebagian dari kegiatan proses kreatif yang terkadang saya lakukan. Sejumlah puisi yang pernah saya kirimkan di media massa, waktu itu, hanya dua puisi saja yang pernah  dimuat di media massa. Pemuatan pertama di Majalah Kampus, Arena, IAIN Suka Yogyakarta dan satunya lagi di Surabaya Minggu. Kedua puisi tersebut merujuk tahun 1988.
Dengan sejumlah kekurang berhasilan saya dalam berkarya kreatif puisi, akhirnya saya hanya merasa dan pantas menempatkan diri sebagai peminat puisi saja bukan penyair. Di antara daftar bacaan saya hingga kini banyak terkait dengan puisi, cerpen, prosa dan terkait dengan kebudayaan. Kecintaan saya terkait puisi, kesenian dan kebudayaan masih melekat dalam berbagai proses kreatif sampai sekarang ini.
Saya akrab dengan Aly D. Musyrifa dan istrinya, Labibah Zein, keduanya pernah satu Prodi di IAIN saat itu. Keluarga itu pernah menetap di Canada dan kini sebagai dosen UIN Yogyakarta. Saat berkabar dengan saya akan mengadakan liburan di Bali, saya berharap beliau berdua ini berkenan mengadakan apresiasi puisi di Kampus STAID Denpasar dan di Lembaga Pendidikan Baitul Amin, Nusadua.
Waktu koordinasi yang kurang dari sepekan untuk memprogram kegiatan itu memang tidak mudah. Benar adanya, setelah mengadakan konsultasi dengan kedua lembaga, ternyata tidak siap dan tentu tidak ada dana untuk menggelar acara tersebut. Tetapi saya tetap menyakinkan kedua lembaga tersebut, bahwa kegiatan ini prospektif, dengan alasan yang akan mengisi acara tersebut sangat berkompeten dalam bidangnya. Akhirnya, saya agak setengah memaksa kedua lembaga tersebut, agar saya dapat menggelar acara tersebut atas izin pimpinan.
Negosiasi dengan kedua lembaga berhasil dengan catatan tidak bisa mengeluarkan dana untuk kegiatan tersebut. Akhirnya saya hanya dapat menyampaikan kepada tamu istimewa saya kala itu, bahwa saya dan kawan-kawan sangat berterima kasih, manakala Ali D. Musyrifa dan Labibah  Zain berkenan dengan kondisi tersebut. Dengan senang hati keduanya menerimanya. Saya waktu itu hanya bisa menjanjikan dapat mengantarkan ke mana saja pada destinasi selama keluarga tersebut mengadakan acara liburan.
Dalam waktu lima hari saya mengadakan kordinasi dengan BEM STAID Denpasar dan dengan para guru-guru di Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin, Nusadua. Hasilnya BEM STAID berkemampuan menyediakan sneck dan cenderamata saja. Saya dan kawan-kawan di Baitul Amin putar otak dengan waktu yang hanya lima hari itu agar kegiatan meriah dan setidak-tidaknya dapat memberikan suatu kenang-kenangan kepada narasumber.
Walhasil, saya dan kawan-kawan mendesain dengan kegiatan Lomba Baca Puisi Kreativitas Anak-anak dan Remaja se-Kabupaten Badung. Begitu singkatnya waktu, agar dapat membiayai kegiatan tersebut pendaftar dikenakan biaya kategori lomba puisi Rp. 25,000, yang mendaftar tidak lebih lima belas siswa dan kategori lomba lainnya Rp. 15,000, hampir 200 siswa.
Agar bisa mendapatkan dana untuk keperluan acara tersebut, peserta lomba mewarnai tidak dibatasi pesertanya. Selain itu bagi wali murid yang berkenan mengadakan bazar agar menyumbang kegiatan tersebut ternyata tidak kurang dari sepuluh stand yang terisi. Karena besarnya dana yang dibutuhkan untuk menggelar acara tersebut, akhirnya pihak Yayasan Wira Husada Badung berkenan memberikan seluruh keperluan snack yang dibutuhkan. Walau waktu sangat singkat, kegiatan tergolong masih sukses dan menggembirakan semua pihak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada saudara Aly D. Musyrifa dan Labibah Zaen yang telah ikut serta mensukseskan acara tersebut. Tentu penghargaan yang dapat kami berikan belum setimpal sebagaimana pelaksanaan acara tersebut karena berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Waktu itu kalau saya hitung dapat memberikan kontribusi kepadanya tergolong sekadar kemampuan, tentu tidak cukup walau hanya satu orang untuk Yogyakarta PP. Semoga menjadi amal berdua atas kegiatan tersebut.
Perspektif itu, kiranya dapat dipahami bahwa pendidikanmerupakan usaha sadaryangterpentingdalam kehidupanmanusia. Karenakatakuncipendidikan untuksebuahperubahanindividudan sosial, baik dari segikognitif,afektifdanpsikomotorik, dan berbagai perubahan lainnya. Harapannya, dalam kegiatan seperti itu dalam pendidikandapat mengarah danmembentukkepribadiansiswa dengan segalatotalitas,baikdari segijasmanidan rohaninya,rasadannalarnya,sertaakaldanbudi pekerti, dan agama hingga mencapai puncak kepedulian. Pendidikanmerupakanbagianyangtidakdapatdipisahkandari kehidupan manusia, karena itu pendidikan sebagai modal utama untuk mencapai progres kemajuankehidupan.
LembagaPendidikan memilikipengaruhyangsangatpenting untuk mencetakkaderbangsayangdapatmengetahuiberbagaimacam di luar individu, baik agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Maka sangat diperlukan seluruh komponen pendidikan yangdapatmenyelaraskanantaranilai-nilai,susila, akhlak,agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, etikadan estetika, yangdapat menyelaraskanpolapikir,dzikirdanjiwa, mampu membinadiri, yang dapatmenghasilkankarya-karyakonseptualatas nilai dan aplikasi keberagamaan.
Selanjutnya, harapannya adalahdapatmencetak anak didik yang memilikikemampuankombinatifyang handal dalam menghadapi perkembangan sains  dan teknologi serta budaya yang semakin pesat dan mengglobal. Diparuhabadinikehidupanmasyarakatmenjadiberubah dengan cepat di segalasektorbidang kehidupan. Tentunya perubahan ini diharapkanmampu secara bijak mengakrabi zaman.Di tengahperubahaninilahsetiap manusiadituntutuntukberusahadapatmenatadanmerubah strukturpolafikir, sikapdan perilakunya agar tidak tercerabut dari keluhuran nilai-nilai, dan landasar agama yang kuat.
Utamanya generasi kita,karenagenerasi penerus merupakanasetmasadepanyangakanmelanjutkan putaran sejarahberikutnya.Generasi penerus adalahmerupakan energibaruyangakan berkembangmenjadisosokperubahyangprofesional danbertanggungjawab. Karenaitu,generasi penerus harus dibekalidenganpendidikan yang lebih. Agar pendidikandapat membentukdirinyadenganmoral, keyakinanyangkuatdanmenjadikannyabaik, sehinggakebaikannyadapatditranformasikanmenjadikebaikan sosial.
Berdasarkanpemikirandiatas,acara tersebut berlangsung pada tanggal 22 Pebruari 2014 di STAID Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari digelar di Lembaga Pendidikan Terpadu Baitul Amin di Nusadua. Insyaallah mempunyai manfaat langsung mendorong, mengarahkan, dan membina para peserta didik nantinya menjadi orangyang bermanfaatbagi dirisendiri danoranglain serta suatukebanggaan apabiladapatbermanfaatbagi bangsadalam  pembangunan yang berkelanjutan penuh dengan nilai-nilai serta berlandaskan keimanan dan ketakwaan. Imam Muhayat. Nusadua, 16 Oktober 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H