Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Selain Wisata Budaya, Bali Cocok Juga untuk Wisata Spiritual

8 November 2014   02:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14153622821129158118

Hal itu dapat dibuktikan pada saat pelaksanaan shalat Jumat di sejumlah tujuan wisata di Bali. Masjid/Mushola di Bali penuh sesak dengan para jamaah yang datang dari luar Bali atau mereka yang sedang melakukan perjalanan wisata ke Bali. Tentu dampaknya sedikit ada kemacetan. Terkadang perlu kesabaran beberapa menit agar terurai kepadatan hilir mudik di depan tempat ibadah tersebut.

[caption id="attachment_333823" align="aligncenter" width="700" caption="Foto suasana selesai melaksanakan ibadah Jumat di Nusadua, dokumen pribadi"][/caption]

Kepedulian penataan parker, pengaturan lalu lintas oleh pihak keamanan yang selalu dilakukan setiap Jumat sangat membantu sekali dan tentu akan dapat melegakan semua pihak. Kepada bapak polisi yang selalu setia mengadakan pengawasan, pengaturan lalu lintas pada saat kedatangan dan kepulangan jamaah shalat perlu apresiasi semua pihak. Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Badung juga sering membangun kerjasama sosialisasi dalam mengamankan pelaksanaan ibadah Jumat tersebut.

Kepedulian semua pihak bukan lagi wacana dan basa-basi semata, tetapi merupakan wujud nyata yang selama ini terlaksana dengan baik. Dapat diambil contoh kegiatan shalat Jumat di Masjid Agung Ibnu Batutah Nusa Dua, Masjid Nurul Huda Tuban, Masjid Al-Ikhsan Sanur, Masjid Palapa di Pecatu Graha Ungasan, Masjid yang ada di Jalan Diponegoro, Denpasar pelaksanaan shalat Jumat berjalan dengan baik atas kerjasama dengan semua pihak demi kenyamanan ibadah yang dilakukan oleh umat muslim Bali.

Bali macet berarti wisata jalan. Bukan karena ibadah shalat Jumat kemudian kepadatan lalu lintas meningkat. Namun, diakui juga dengan kegiatan tersebut bagaimana pun juga mempengaruhi kepadatan arus lalu lintas yang terkadang perlu  pengamanan pengaturan lebih agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Dengan kegiatan shalat Jumat itu juga dapat dijadikan bukti bahwa hubungan antarumat beragama di Bali berjalan dengan baik. Terbukti tempat parker ibadah non-muslim pun kegiatan dapat dipakai sementara untuk parker jamaah shalat Jumat. Penggunaan parker bersama sangat membantu menciptakan dinamika kerukunan masyarakat Bali.

Peranserta Hansip, polisi, keamanan, bahkan untuk sesaat Kompasianer ikut mengarahkan pengaturan lalu lintas agar dapat memberikan kenyamanan lebih bagi jamaah yang melaksanakan shalat jumat dan dapat memberikan kenyamanan pemakai jalan raya. Tentu semua itu berkat kesadaran dan kesabaran yang selalu diciptakan oleh masyarakat Bali sebagai wujud aktualisasi sikap kearifan dalam memaknai realitas hidup multikultural. Imam Muhayat, Bali, 7 November 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun