Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjalanan Dua Pekan ke Depan (Pertama Lapak Pak Jokowi, Jakarta)

20 November 2014   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416411651903216962

[caption id="attachment_336623" align="aligncenter" width="640" caption="Perjalanan dimulai dari Bali melewati patung kuda, Tuban, Bali, dokumen pribadi"][/caption]

Berangkat dari Bali pada tanggal 20/11 pukul 10.05 menuju Jakarta. Dirasa cukup dengan agenda yang telah disusun sebelumnya dilanjutkan menuju Yogyakarta. Beberapa saat berada di Yogyakarta untuk keperluan yang sudah ditentukan, perjalanan berlanjut menuju ke kota Batu, Malang. Sesuai rencana satu hari di Malang untuk mengadakan koordinasi akademik dan lainnya. Pada pagi harinya, pada tanggal 26 menuju Surabaya dilanjutkan perjalanan menuju Malaysia. Kegiatan yang telah disusun selama di Malaysia, aktivitas selanjutnya diteruskan menuju Singapore, dan akan berakhir kunjungan di Negeri Gajah Putih, kembali menuju Surabaya sudah memasuki minggu pertama Desember 2014.

Adapun kunjungan pertama di Jakarta salah satu program destinasi akan mendarat di beberapa perguruan tinggi dan dilanjutkan ke Masjid Istiqlal Jakarta. Pada perguruan tinggi yang akan dikunjungi kompasianer utamanya melihat dari dekat pengelolaan perpustakaan yang ada pada masing-masing kampus tersebut. sedangkan dengan masjid Istiqlal melihat dari dekat pengelolaan kegiatan dan ingin mengetahui dari dekat bagaimana Masjid Istiqlal telah berhasil mengelola museumnya dengan baik.

Selain itu, kompasianer apabila masih ada waktu cukup akan mengunjungi Museum Nasional Jakarta. Bagaimana perkembangan pengelolaan dari waktu ke waktu dengan koleksi yang dihadirkan di Museum Nasional. Persepsi kompasianer selama ini dengan Museum Nasional tentu mempunyai koleksi-koleksi spektakuler sehingga dapat menjadi barometer seni di Indonesia. Hal itu bukan hal baru karena sebagai Museum Nasional tentu akan lebih mudah untuk memperoleh koleksi-koleksi yang benar-benar dapat dijadikan barometer seni Nasional.

Saya yakini bahwa Museum Nasional dengan koleksi-koleksinya dapat menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Karena para pecinta seni baik yang datang dari dalam dan luar negeri agar mendapat gambaran yang jelas tentang seni Indonesia akan dapat ditemukan di Museum Nasional itu. Dengan kunjungan ini kompasianer akan mendapat gambaran yang jelas apabila dapat melihat dari dekat kondisi real Museum Nasional yang ada di Jakarta.

Cerita-cerita yang sudah kompasianer dengar langsung dari pelukis, pematung, pemahat, dan kreator senior lainnya yang berasal dari Bali, Surabaya, dan Yogyakarta apabila sudah pernah mengadakan pameran di Museum Nasional terasa lebih bangga dibandingkan mengadakan pameran di luar negeri. Kesan seperti ini apabila Museum Nasional dapat menangkap ketertarikan ini merupakan aset sangat berharga. Bahkan, cenderung dari waktu-ke waktu museum nasional dapat menambah koleksi dan sekaligus dapat meningkatkan kualifikasi Museum. Yaitu di samping sebagai tempat penyimpanan barang kuno, antik, juga dapat meningkatkan daya kreativitas para seniman karena bersentuhan dengan Museum Nasional.

Harapan ke depan untuk Museum Nasional dapat mengagendakan suatu gerakan pameran seni Nasional yang diikuti oleh seniman dari Sabang sampai Meraoke sehingga fungsi Museum Nasional di samping dapat menggaet seniman seluruh Nusantara juga dapat merekatkan konsep kebangsaan yang semakin kokoh lewat bahasa seni yang dikelola oleh Museum Nasional, Jakarta. Karena itu, untuk lebih mendekatkan pemahaman dan pencermatan terhadap Museum Nasional kompasianer akan menyempatkan diri mengunjunginya sebagai aksi peminat seni dalam pemahaman seni nasional Indonesia. Imam Muhayat, Bali, 19 Nopember 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun