Mohon tunggu...
imammughni
imammughni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik Industri UNISSULA

Nama : Imam Mughni Prodi : Teknik Industri Fakultas : Fakultas Tegnologi Industri Universitas : Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H.(Dosen Fakulltas Hukum UNISSULA)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila Sebagai Kompas Moral Di Kalangan Gen Z

5 Januari 2025   14:26 Diperbarui: 5 Januari 2025   16:35 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, telah lama menjadi landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin cepat dan dinamis, tantangan terhadap pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila semakin kompleks, terutama di kalangan generasi muda. Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam dunia yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, globalisasi, serta beragama pandangan dan budaya yang cepat berkembang. Di tengah perubahan ini, Pancasila tetap relevan sebagai kompas moral yang mampu mengarahkan tindakan dan perilaku generasi muda untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.

1.Pancasila Sebagai Identitas dan Landasan Moral

Pancasila terdiri dari lima sila yang memiliki nilai-nilai universal yang mengajarkan tentang kemanusiaan, keadilan sosial, persatuan, demokrasi, serta ketuhanan. Bagi Gen Z, Pancasila bukan hanya sekadar teks atau simbol negara, tetapi seharusnya menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang serba cepat dan terkadang penuh dengan informasi yang bertentangan, Pancasila berfungsi sebagai penuntun yang menyatukan dan memberi arah, terutama dalam menghadapi dilema moral yang sering muncul akibat perbedaan pandangan sosial, politik, dan budaya.

Sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa," mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap keyakinan agama dan kepercayaan yang berbeda. Di era digital yang penuh dengan konten yang sering memicu perpecahan, generasi Z dapat memanfaatkan nilai ini untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman.

Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mengingatkan Gen Z untuk selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjalani hidup dengan saling menghormati. Dalam dunia maya yang kadang tidak ada batasnya, sikap bijaksana dalam berinteraksi dan menghindari ujaran kebencian menjadi sangat penting.

Sila ketiga, "Persatuan Indonesia," menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah arus informasi yang datang dari seluruh dunia, sering kali nilai-nilai kebangsaan bisa tergerus. Namun, dengan menginternalisasi sila ini, Gen Z bisa mengatasi polarisasi sosial dan menciptakan rasa kebersamaan yang lebih kuat, bahkan dalam perbedaan.

Sila keempat, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," mengajarkan pentingnya demokrasi dan partisipasi aktif dalam proses sosial. Generasi Z, yang seringkali terlibat dalam diskusi dan perdebatan melalui media sosial, dapat mengaplikasikan sila ini dengan berkontribusi secara positif dalam ruang publik.

Sila kelima, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," memberikan dasar untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera, dengan mengutamakan kesejahteraan bersama. Dalam dunia yang semakin terlihat adanya kesenjangan sosial, generasi Z dapat memperjuangkan keadilan melalui aksi sosial dan kesadaran kolektif.

2.Tantangan bagi Gen Z dalam Menjaga Pancasila

Meski Pancasila memiliki potensi besar sebagai kompas moral, penerapannya di kalangan Gen Z tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

  • Pengaruh globalisasi dan media sosial: Globalisasi telah membuka akses informasi tanpa batas, namun seringkali juga menyebabkan nilai-nilai lokal dan kebangsaan tergerus. Media sosial, yang digunakan oleh hampir seluruh anggota Gen Z, dapat membawa dampak positif jika digunakan dengan bijak, tetapi juga bisa memperburuk polarisasi sosial dan menciptakan ruang bagi penyebaran informasi yang tidak benar. Tanpa pemahaman yang kuat tentang Pancasila, gen Z bisa terpengaruh oleh konten yang tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan.
  • Krisis identitas: Di tengah arus perubahan yang cepat, banyak anggota Gen Z yang merasa bingung dengan identitas mereka. Mereka sering berada di persimpangan antara nilai-nilai lokal dan budaya global yang datang dari berbagai penjuru dunia. Pancasila, dengan prinsip-prinsipnya yang mendalam, bisa membantu mereka menemukan jati diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki tujuan bersama.
  • Perubahan nilai sosial: Seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai sosial juga mengalami pergeseran. Pancasila bisa menjadi penyeimbang bagi perubahan ini, memastikan bahwa kemajuan zaman tidak menghilangkan esensi dari kebajikan, keadilan, dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila.

3 Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun