Indonesia, banyak sekali sektor-sektor yang terpengaruhi terutama di sektor ekonomi global dan domestik. Dampak pandemi tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat, tanpa terkecuali para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sejak adanya pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk negara
Berbekal hasil atas kegiatan saya mengenai Praktikum Berbasis Riset (PBR) UMKM pada hari selasa (2/3/2021) di wilayah Perumahan Griya Inti, Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Mereka para pelaku UMKM memiliki masalah utama dalam hal permodalan. Sebagian besar mereka mengalami kerugian atas penurunan hasil omset penjualan sehingga menyebabkan kesulitan mendapatkan modal kembali untuk melangsungkan kegiatan usahanya tersebut.
Saat ini dapat kita lihat dan rasakan pula, dampak dari adanya pandemi yaitu pemerintah memberlakukan social distancing. Hal tersebut menjadi faktor pemicu berbagai hambatan-hambatan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Bagi pelaku UMKM yang telah saya kunjungi yaitu dalam kluster makanan Baso Tahu, beliau mengatakan bahwa "Pada saat sebelum pandemi Covid-19 biasanya saya menjajakan dagangan di sekolah-sekolah serta mendapatkan hasil penjualan yang menguntungkan, namun kini keadaannya berbeda karena sekolah-sekolah diliburkan sehingga hasil omset penjualan menurun drastis" (Siti Orifah, 54)
Selain itu, adanya kebijakan awal pemerintah yaitu mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang terjadi di berbagai daerah Indonesia. Kebijakan tersebut menimbulkan kerugian bagi para pelaku UMKM juga karena berakibat pendistribusian barang-barang bermasalah dan mempengaruhi kegiatan jual beli.
Dengan adanya interpretasi dari pihak UMKM, hal itu membuktikkan bahwa memang peristiwa tersebut menimbulkan rasa pedih yang mendalam dan pastinya mempengaruhi terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan setiap harinya. Apalagi jika sebuah keluarga masih memiliki tanggungan pendidikan anak yang masih harus dibiayai. Hal tersebut menjadi sebuah beban yang perlu diperhitungkan kembali.
Kebijakan social distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini memang sangat mempengaruhi kehidupan perekonomian, sehingga terjadi pula penurunan daya beli masyarakat. Para pelaku UMKM kini tidak mengharapkan lebih perihal laba atau keuntungan yang sangat besar atas perolehan penjualan. Dengan kembalinya modal usahanya saja menjadi sebuah keuntungan yang patut disyukuri karena tidak menimbulkan kerugian. Sehingga mereka dapat melangsungkan usaha kembali di keesokan harinya.
Namun setelah dievaluasi ulang bahwa kebijakan pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu diubah menjadi PPKM Mikro, sehingga diharapkan UMKM dapat bertahan dan melanjutkan usahanya. Kini para pelaku UMKM sangat mengharapkan adanya bantuan pemerintah. Selama adanya pandemi ini, mereka mengatakan belum pernah mendapatkan bantuan apapun, setidaknya bantuan untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya pun tidak ada. Bagi masyarakat dengan adanya UMKM merupakan sebuah harapan untuk membantu dan memperbaiki kehidupan perekonomian. Sebuah usaha yang mereka bangun hingga sekarang ini menjadi salah satu cara untuk memenuhi pemenuhan kebutuhan mereka.
Semoga pandemi Covid-19 ini akan cepat berakhir dan diharapkan adanya kesadaran dari kita semua untuk mewaspadai penyebaran virus ini. Lalu jangan lupa untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan kapanpun dan dimanapun kita berada. Mari kita memutus rantai penyebaran Covid-19 bersama!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H