Artinya pengetahuan dicari dengan akal atau berfikir logis dan diukur dengan akal yang artinya apakah temuan itu logis atau tidak. Dalam rasio terdapat ide-ide yang membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio.
Empirisme yaitu sumber pengetahuan adalah indera manusia. Sesuatu dianggap benar jika dialami oleh semua orang. Sehingga pengetahuan hanya didapat oleh pengalaman.
Dan pengalaman ini dibantu oleh panca indera. Sehingga pengetahuan hanya didapatkan jika alat indera menerima sesuatu sebagai pengelaman. Kritisme yaitu pengetahuan manusia bersumber dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.
Baca juga : Pendidikan: Filsafat dan Radikalisme
Axiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang hakekat nilai. Axiology berasal dari bahasa yunani “axios” dan “logos” yang berarti teori tentang nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia dengan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Axiologi terbagi menjadi empat yaitu, naturalisme, hedonisme, vitalisme, dan ultitarianisme. Naturalisme menyatakan bahwa ukuran baik buruk ialah sesuai tidaknya perbuatan tersebut sesuai dengan fitrah (natura) manusia. Natura adalah dunia yang diungkapkan kepada kita oleh sains alam.
Hedonisme menyatakan bahwa ukuran baik buruk ialah sejauh mana suatu perbuatan mendatangkan kenikmatan (hedone) bagi manusia.
Bagi penganut paham ini tujuan utama hidup adalah bersenang-senang karena mereka beranggapan hidup ini hanya satu kali sehinggamereka ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya.
Vitalisme menyatakan bahwa ukuran baik buruk ditentukan oleh sejauh mana suatu perbuatan dapat mendorong manusia untuk hidup lebih maju. Sedangkan ultitarianisme adalah ukuran baik buruk ditentukan oleh ada tidaknya suatu perbuatan yang mendatangkan manfaat bagi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H