Dalam kajian bidang-bidang filsafat secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi. Ontologi berarti hakekat/eksistensi/keberadaan. Epistimologi sama halnya dengan metode atau cara. Dan axiologi berarti manfaat.
Ontologi memiliki pengertian yang berbeda-beda, ontologi yitu mengkaji hakekat segala sesuatu , dan menurut Aristoteles ontologi merupakan pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada (hal ada sebagai demikian) mengalami yang dalam, sehubungan dengan objeknya (Gie 1997).
Ontologi terbagi menjadi dua , yaitu dari segi kualitas dan kuantitas. Dari segi kualitas terbagi menjadi empat yaitu mekanisme, teleology, determinisme, dan indeterminisme. Mekanisme yaitu segala sesuatu yang berproses secara mekanik. Teleology yaitu segala sesuatu yang terjadi di alam raya yang menuju satu tujuan yaitu Tuhan.
Baca juga : Hubungan Ontologi dan Filsafat Pendidikan
Determinisme yaitu kejadian dialam raya yang berproses melalui suatu ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan indeterminisme yaitu segala sesuatu yang berlangsung secara bebas, tanpa kendali tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.
Epistimologi yaitu ilmu yang menyelidiki asal-muasal kebenaran ilmu tersebut. Epistimologi berasal dari bahasa yunani “episteme” dan “logos” yang berarti teori pengetahuan. Epistimologi mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta bagaimana proses terjadinya.
Epitimologi dalam filsafat membicarakan tentang dua hal yaitu hakikat pengetahuan dan sumber pengetahuan. Hakikat pengetahuan terbagi menjadi dua yaitu realisme dan idealisme. Realisme yaitu pengetahuan manusia yang riil adanya dalam kehidupan.
Gagasan utama realisme adalah pengetahuan yang didapatkan dari observasi dan pengembangan pemikiran baru dari observasi yang dilakukan. Sebuah pengetahuan baru dapat dikatakan benar apabila ada kesesuaian dengan faktual, dapat diamati dan bersifat substantif.
Baca juga : Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Filsafat Pendidikan
Sedangkan idealisme menjelaskan tentang hakekat ilmu yang tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan konsep ideal atau dunia ide-ide. Menurut idealisme, pengetahuan adalah bagian dari pemikiran manusia melalui alam yang ditangkap oleh indra manusia. Jadi objek pengetahuan harus melalui ide-ide yang bersifat sistematis.
Sumber pengetahuan terbagi menjadi tiga yaitu, rasionalisme, empirisme, dan kritisme. Rasionalisme mengatakan bahwa sumber pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.