Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perkawinan Wina Lia - Redi Eko, 999 Juta 523 Meter^2

13 Mei 2015   20:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1431525212728086280

[caption id="attachment_383458" align="aligncenter" width="624" caption="AFP PHOTO / SURYO WIBOWO Wina Lia berpose di halaman rumahnya di Randu Gunting Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/3/2015). Rumah ini dijual dan bisa mengajak pemiliknya Wina Lia menikah"][/caption]

Siapa yang tidak merasakan berbahagia bila jodoh yang diidam-idamkan selama hampir satu tahun menunggu sang Kekasih akhirnya datang juga. Allah maha mendengar doa’ mbak Wina Lia (40) yang secara sungguh-sungguh mencari jodoh untuk pendamping hidupnya untuk sepanjang hayat.

Suatu perjuangan yang patut diacungkan jempol usaha yang tidak kenal menyerah yaitu dengan cara menjual rumahnya kepada pria yang sekaligus menjadi suaminya.

Bila Tuhan telah menggariskan jodoh seseorang jalan apapun dapat ditempuhnya, bukan sebagai pengahalang.Budaya timur sering mengatakan Jodoh, rizki, mati ada di tangan Tuhan.

Maksudnya adalah, jodoh seseorang baik pria maupun wanita yang menentukan adalah Tuhan. Adapaun jalannya bisa bermacam-macam, ada yang sangat gampang, dan ada yang sulit.

Disebut gampang jodoh karena dalam hitungan beberapa hari ketemu pasangan, ada pula yang berbulan bertahun baru menemukan pasangan, namun tidak sedikit yang berpuluh tahun baru ketemu pasangan jodohnya.

Dan jangan lupa ada yang sepanjang hidupnya tidak ketemu jodoh, semuanya itu adalah kehendak Tuhan. Atau orang bilang sebagai takdir Illahi.

Dunia berputar, zaman mengalami perubahan, yaitu perubahan generasi biasanya berlangsung 30 s/d 50 tahun, artinya 30 atau 50 tahun yang lalu semuala anak-anak menjadi ibu-ibu atau bapak-bapak.

Sedangkan yang tadinya ibu dan bapak, akan menjadi nenek dan kakek. Dalam perubahan generasi selalu diikuti oleh perubahan budaya dan tata cara pergaulan, termasuk terjadi perubahan paradigma tentang mencari jodoh.

Jika pada 50 tahun yang lalu pada umumnya mencari jodoh dilakukan oleh pihak laki-laki, sedangkan dari pihak perempuan pada umumnya menanti jodoh, atau menanti di lamar. Jika ada wanita yang mencari jodoh atau mencari calon suami kejadiannya masih sangat jarang.

Kecuali bagi mereka wanita dan pria yang sudah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya, tradisi mencari jodoh tidak harus dilakukan oleh kaum pria, dari pihak wanitanya bisa saja melakukannya tanpa mengurangi rasa hormat kepada kaum wanitanya.

Pada masa 30 sd 50 tahun lalu adat istiadat dan kebiasaan dalam mencari pasangan hidup masih sangat kuat, masing-masing daerah di Nusantara pada umumnya tidak ada perbedaan yang mencolok.

Lalu bisa saja yang mencari jodoh dari pihak perempuannya.Pada saat itu bila kaum wanitanya yang berinisiatif lebih dulu, akan dianggap tidak sopan, atau akan dianggap jual murahan.

Sekarang jamannya sudah banyak berubah, barangkali akibar reformasi, semua yang ada dimuka bumi Indonesia harus direformasi, termasuk tata krama dan pergaulan antara laki-laki dan perempuan.

Sehingga jika ada sementara wanita yang memintauntuk dilamar atau si wanita meminta kepada seseorang pria untuk menjadi suaminya, kejadian semacam itu adalah lumrah, tidak aneh lagi.

Tidak menyalahi aturan manapun juga, juga tidak termasuk pelanggaran adat ketimuran. Bahkan akan memperkaya khasanah budaya timur Nusantara dalam perkawinan.

Seperti yang dilakukan oleh Mbak Wina Lia (40) Setelah sekian lama menunggu, akhirnya bertemu dengan laki-laki yang diidamkannya. Seorang Redi Eko menyatakan dirinya sanggup membeli rumahnya sekaligus menjadi suaminya.

Setelah syarat utama dipenuhi yaitu Mas Redi Eko calon suaminya diharuskan membeli rumah si wanita yaitu rumah dengan luas 523 meter itu dijual seharga Rp 999 juta, maka saat itu pula persyaratan utama sebagai mas kawin sudah terpenuhi. Selanjutnya ada proses lamaran dan pesta-pesta adat hanya bersifat seremonial pelengkap dan penghibur. Selamat menempuh Hidup baru buat pasangan Redi Eko – Wina Lia.

Salam Kompasiana.

Sumber

Mbak wina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun