Perdana Menteri Australia saat itu John Howard pada 2 Desember 2005, menggunakan eksekusi mati di Singapura sebagai peringatan bagi orang muda Australia untuk menjauh dari narkotika. Sang Perdana Menteri mengatakan bahwa, terpidana perdagangan obat bius harus sepenuhnya dikutuk. Jangan terlibat dengan obat-obatan. Jangan gunakan, jangan sentuh, jangan bawa, jangan perdagangkan.
Tidak ada ancaman dari Australia pada Singapura, salah satu sekutu Amerika Serikat di Asia, atas eksekusi mati yang mereka lakukan bagi warga negara Australia, terutama yang bukan orang kulit putih.
Sedang reaksi Tony Abbott, saat itu menjabat menteri kesehatan ia mengatakan: Orang-orang perlu memahami, bahwa perdagangan obat bius adalah pelanggaran sangat serius dan itu mendapat hukuman berat di Australia, bahkan lebih drastis di luar negeri," kata Abbott. (http://dunia.news.viva.co.id)
Mengapa ada perbedaan sikap Australia terhadap Indonesia, terkait eksekusi mati dua warga negaranya Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang ditangkap karena membawa heroin seberat 8 kiligram bahkan lebih dari 20 kali lipat yang dibawa Nguyen di Singapura. Karena Indonesia bukan sekutu AS dan Australia, ada beberapa agenda terhadap Indonesia,
Pertama; Karena Indonesia bukan sekutu barat terutama Amerika, dan Australia, secara politik, bahkan banyak perbedaan sikap terutamadalam isu-isu terorisme, maka Indonesia dianggap sebagai lawan yang harus diwaspadai. Misalnya setiap aksi terorisme, Pihak barat selalu menyalahkan dan mengutuk terhadap kaum muslimin.
Indonesia yang mayoritas berpenduduk kaum muslimin terbesar didunia seketika terkena imbasnya. Negara Barat telah menempatkan dunia Islam sebagai musuh bersama, hal yang telah disadari oleh semua kaum muslimin di dunia termasuk di Indonesia dengan sangat terang benderang.
Sesungguhnya satu persatu negara-negara berpenduduk mayoritas muslim termasuk Indonesia dalam posisi yang relatif sama dengan nasib yang telah menimpa Irak dan Afganistan, dalam konteks politik luar negeri negara-negara barat, seperti AS, termasuk didalamnya Australia.
Telah diketahui bahwa Irak yang semula sebuah negara besar, diluluh lantakan hingga tinggal tersisa puing-puing kehancuran. Masyarakatnya tercerai berai, hidup dalam kekalutan bahkan perpecahan.
Tuduhan AS untuk melegalkan ekspansinya atas Irak menyimpan senjata pemusnah masal tidak terbukti. Bahkan dalam penemuan terakhir satu-satunya senjata paling canggih yang dimiliki Irak saat itu hanya tersisa rongsokan satu rudal scud.
Apakah Indonesia akan mengalami persis seperti Irak dan Afganistan? Kata mereka untuk Indonesia tidak akan diperlakukan sama persis Irak, akan tetapi hakekatnya sama, melemahkan luar dan dalam.
Kedua; Amerika dan sekutu baratnya termasuk Australia menganggap kekayaan Indonesia mulai yang ada di darat Sabang hingga Merauke, dengan Freeportnya, kekayaan laut nusantara dengan poros maritim dunianya, sesungguhnya milik AS dan sekutu baratnya.
Mereka mengepung dari semua penjuru, mereka berteriak bersiap-siaplah revolusi mental menjadi revolusi narkoba. Hari ini dan seterusnya sedang dilaksanakan oleh neokolonialisme gaya baru. Alangkah mudahnya menguasai seluruh potensi kekayaan alam Indonesia, apabila rakyat Indonesia dalam hidupnya sudah ketergantungan dengan narkoba.
Siapakah sesungguhnya yang mengeksploitasi kekayaan yang terkandung ditanah andalas sampai papua, ingat Indonesia telah mengijinkan perpanjangan freeport sampai berpuluh tahun kedepan. Apa imbalannya? Yang sedang berkuasa mendapaaat jaminan tidak diganggu gugat selama hak kekuasaannya. Apakah hanya itu? Tidak, masih ada tujuan tersembunyi.
Mungkin berhubungan dengan cara-cara licik yang akan mereka lakukan masuk agenda politik luar negeri untuk melemahkan bangsa Indonesia dengan secara bertahap dan masif meracuni dengan narkoba. Hal ini dapat dilihat dari cara pembelaan yang tidak kenal menyerah dari Tony Abbot dan sekutunya agar dibatalkannya hukuman mati.
Ketiga; Dalam rangka pertahanan dan ekspansi dunia yang sesungguhnya. Amerika telah membaca sekenario dunia oleh Cina dan Rusia dengan ideologi komunisme dunia modern yang akan melahap habis khususnya kawasan Asia tenggara oleh Cina, dan wilayah Balkan Asia selatan oleh Rusia.
Gerakan Cina dapat dibaca ketika wilayah laut cina selatan diklaim menjadi wilayah kedaulatannya. Keruan saja membuat berang negara-negara ASEAN terkecuali Indonesia. Dari kebangkitan ekonomi dan militer Cina, Amerika membaca Indonesia layak diposisikan sebagai pusat pertahanan untuk menghadapi kekuatan dunia sesungguhnya;Cina.
Syaratnya Indonesia harus dibentuk sebagai bangsa yang segala sesuatu bergantung terhadap AS dan Australia. Seperti halnya keberhasilan AS membuat bangsa-bangsa Arab tingkat ketergantungannya terhadap AS dan Australia sangat tinggi, gampang diadu domba. Disinila Agenda negara-kolonialisme Australia Amerika dan negara-negara barat lainnya untuk menguasai Indonesia dengan senjata narkoba, disamping memperoleh keuntungan materi dan keuntungan secara politis dari bangsa indonesia yang berpenduduk 250 juta jiwa. Disinilah perlu diberikan pemahaman mendalam kepada seluruh generasi muda Indonesia, sebagai harapan bangsa, betapa berbahayanya bersentuhan dengan narkoba, racun maut yang siap melahap habis kepada siapapun mencoba-cobanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H