[caption id="attachment_379079" align="aligncenter" width="562" caption="Wapres Jusuf Kalla saat meninjau persiapan Konferensi Asia-Afrika di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (18/4/2015). KOMPAS.com/Indra Akuntono"][/caption]
Untuk menunjukan Kebesaran Indonesia dihadapan negara-negara di dunia menurut saya harus dengan cara-cara Indonesiayang sudah sangat dikenal oleh dunia, bahwa Indonesia memiliki budaya yang bersifat luhur yaitu budaya Indonesia budaya Pancasila yang yang merupakan budaya Nasional.
Budaya itu merupakan perwujudan nilai-bilai luhur bangsa Indonesia yaitu nilai-nilai yang besumber dari filosofi bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila. Jadi memperkenalkan Indonesia dengan menunjukan Indonesia yang besar berarti kita harus memperkenalkan watak sikap perilaku dan tata cara manusia Indonesia yang Pancasilais.
Ketika Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bertugas memeriksa persiapan penyelenggaraan KAAmulai berkeliling dari Bandara Halim Perdana Kusuma sampai ke arena KAA di JCC Senayan, Kalla sempat memperhatikan secara mendetail persiapan teknisnya.
Jusuf Kalla memulai memeriksa diantaranya susunan meja kursinya, suvenirnya, sampai kateringnya yang akan disajikan sebagai konsumsi para tamu-tamu negara, harus bagus. Seperti pulpen untuk para peserta, harus yang berkualitas dan ber-logo.
JK juga meminta agar katering dan stan untuk peliputan media disediakan dengan baik, dan semua jenis makananyapun yang paling populer dari Nusantara, diantara rendang dan sate harus disediakan.
Disaat itu Jusuf Kalla sempat melihat sesuatu yang menurutnya agak ganjil, yaitu Kursi untuk Presiden Jokowidodo warnanya putih paling berbeda sendiri dengan warna kursi-kursi peserta Konverensi pada umumnya berwarna hitam.
Aneh dan tidak seperti biasanya, sebagai manusia yang sudah sangat berpengalaman JK menyadari ada orang-orang tertentu yang akan menempatkan kedudukan dan posisi Presiden RI berbeda dengan kedudukan dan posisi para kepala negara lainnya yang hadir di KAA dengan cara menurut selera orang tersebut. Hal ini berbahaya.
Namun siapakah gerangan yang mempunyai ide aneh itu. Apakah orang tersebut dari kalangan orang dekat Presiden sendiri? Atau perbuatan iseng dari pekerja di gedung Konferensi. Sepengetahuan Jusuf Kalla bila itu berasal dari orang dekat Presiden Jokowi sepertinya tidak masuk diakal.
Karena orang-orang disekitar Jokowi adalah orang-orang yang pendidikannya sudah tinggi selain pengalaman dalam pergaulan secara internasional, mengetahui mana yang baik mana yang buruk, dan pasti juga mengetahui membedakan-bedakan warna kursi Presiden Jokowi dengan warna kursi presiden lainnya adalah perbuatan bodoh, karena orang akan langsung dapat menilai, bahwa Indonesia tidak lebih dari negara yang diskriminatif .
Kalau yang berbeda mengenai hal yang positip misalnya tentang etika, keluhuran budi, bangsa kita lebih baik dari bangsa lain, kesejahteraan warga dan pendidikan serta kemajuan teknologinya lebih maju, tingkat keamanan dan pertahanan negaranya lebih maju, itu malahan hal sangat terpuji.
Akan tetapi yang berbeda hanya watak kesombongannya orang itu, hal ini akan membuat malu bangsa kita dan bahkan akan menjadi bumerang kepada bangsa Indonesia itu sendiri, khususnya kepada Presiden Jokowi. Beliau akan langsung menjadi bulan-bulanan mass media khususnya mass media asing.
Untuk mengetahui siapa gerangan orang dibalik kursi Presiden Jokowi yang berwarna Putih paling mencolok tersendiri dibandingkan kursi-kursi para Presiden yang lainnya, JK bertanya kepada Kepala Staff Kepresidenan Jenderal Luhut Panjaitan.
Kenapa Kursi Presiden Jokowi dibuat warna Putih sedangkan kursi Presiden dari Asia dan Afrika dibuat warna hitam. Bukankah perbedaan warna itu saja sudah sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tidak mengenal adanya Ras Diskriminasi dikalangan sesama manusia di dunia ini?
Juga sangat bertentangan dengan makna Dasa Sila Bandung yang pernah dicetuskan bersama oleh para pendiri KAA yang pertama 60 tahun silam. Kira-kira begitulah pertanyaan panjangnya dari Jusuf Kalla kepada Kepala Staff Kepresidenan Jenderal Luhut Panjaitan.
Dijawab secara spontanitas oleh Luhut :”Ini contoh Pak. Makanya saya bilang Senin baru bisa," ujar Luhut. Jawaban luhut mengesankan bahwa dialah yang semula menginginkan kursi Presiden Jokowi berwarna putih tersendiri berbeda dari kursi-kursi para tamu yang lainnya.
Atas jawaban Luhut yang sangat mengejutkan Wakil Presiden dan para pengiring Jusuf Kalla diantaranya yang hadir ada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.“Kenapa Kursi Presiden Jokowi putih lain sendiri dengan kursi peserta lainnya?
Ingat ini Indonesia, jangan sampai ada kesan Indonesia senang membeda-bedakan warna kulit kepada bangsa-bangsa didunia lainnya! Dalam KAA harus ada equality“persamaan” kesederajatan politik hukum dan HAM, ingat kita sama-sama negara yang sudah merdeka yang harus saling menghormati.
Bukankan yang demikian itu juga tercantum dalam deklarasi PBB? Kita ini anggota organisasi AA sekaligus anggota PBB, jadi harus menjunjung persamaan hak, tidak ada lagi perbedaan. Dalam konferensi disini agar dibuat meja dan kursinya juga harus sama demikian juga warnanya bahkan tinggi kursinyapun harus sama.
Apa yang akan terjadi bila dalam penyelenggaraan KAA ini ternyata kursinya Presiden Jokowi berwarna putih sedangkan lainnya berwarna hitam. Selain dari itu tinggi meja dan kursi yang dipakai Jokowi lebih tinggi dari meja &kusi yang dipakai Presiden China Xi Xinping dan PM Jepang Shinzo Abeserta Para tamu lainnya.
Selain lucu juga akan mengundang gelak tawa para hadirin, yang terjadi selanjutnya bukan lagi membicrakan dan pembahasan tiga outcome documents, yaitu Bandung Message, Declaration of Re-invigorating New Asia Africa Strategic Partnership, dan Declaration on Palestine," akan seketika berubah Indonesia akan di Bully habis-habisan.
Telah diketahui bahwa jadwal peringatan KAA ke 60 yang diselenggarakan di dua kota besar masing-masing di Jakarta dan napak tilas dihari terakhirnya di Bandung, mengawali acaranya pada tanggal 19-24 April 2015 di Jakarta yaitu Pertemuan Tingkat Pejabat Senior (Senior Official Meeting) di Jakarta Convention Center (JCC).
Kemudian pada keesokan harinya, pada 20 April, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri (Ministerial Meeting) di tempat yang sama.Kemudian, pada 21-22 April digelar event pendamping yakni Asian-African Business Summit yang bertujuan untuk membahas kerjasama ekonomi dan bisnis di antara negara Asia dan Afrika.
Setelah pertemuan pejabat tinggi selesai, pada tanggal 22-23 April barulah dilakukan pertemuan tingkat kepala negara (Leaders Meeting). Nantinya, kepala negara dan pemerintahan negara di Asia Afrika yang hadir akan membahas sejumlah permasalahan dengan tema, "Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia. (antaranews.com)
Salam kompasiana
Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/491136/kaa-akan-fokus-bahas-tiga-dokumen-utama
http://www.covesia.com/berita/14080/ini-tiga-agenda-utama-kaa-2015.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H