Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mukidi Sentil Belang

7 September 2017   14:21 Diperbarui: 8 September 2017   00:49 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Golek Dorna Kumbayana (http://sajakpuisislametpriyadi.blogspot.co.id).

Sangat berbeda antara Mukidi Sentil Belang dengan Brahman Panutan. Mukidi Sentil Belang mempunyai tiga karakter nama buruk yang selalu diumbar. Mukidi, sentil dan belang.

Sedangkan Brahman Panutan adalah nama satu orang dengan dua suku kata adalah seorang penuntut ilmu sejati calon guru agama sahabat saya di padepokan perguruan Soka Limo. Penampilannya selalu bersih dan rapih kendati usia senja sudah tampak pada raut mukanya. Sudut pandang matanya ia seorang yang jujur, sesungguhnya ia sangat menghargai persahabatan dan toleransi. Saya tahu dia sangat membenci kesombongan dengan alasan apapun, kecuali Tuhan saja yang boleh sombong.

Ia juga seorang demokrat, berasal dari kalangan cukup terpandang, dari pihak ayah dan ibundanya mengalir dalam tubuhnya darah ulama pejuang, yang mewarisi kepadanya watak kasatria sejati dan pribadi yang ramah dan cerdas. Aku sangat senang dia mengunjungiku beberapa waktu yang lalu, bercerita banyak namun ujungnya aku dibuat kaget perlakuan teman seperguruan sering menghinanya sebagai orang tua bodoh yang tidak berguna. Ia bercerita banyak hal terhadap temannya yang punya perilaku aneh itu, pria tetapi judes memiliki sifat yang notabene milik kaum hawa.

“Aku lebih banyak dibuat keder aslinya bingung atas perilaku temanku itu, “banyak perilakunya yang menunjukan apakah orang ini sejatinya pria, atau pada galibnya ia seorang perempuan, ia banyak bicara dan lebih suka berkerumun dengan ibu-ibu, apakah karena lebih dekat kepada ibu atau sejak kecil tidak punya ibu”, “ Pada acara besar yang diadakan untuk meriahkan hari jadinya ia berpidato panjang lebar pengalaman hidupnya selama 20 tahun terakhir yang sangat menyentuh hati” ujar Brahman. “Sehingga untuk pertama kalinya teman-teman saya yang lain terbuai menaruh respek kepada Mukidi Sentil Belang”, kata Brahman Panutan melanjutkan.

Hah, Mukidi Sentil Belang? Sebagai orang luar aku baru tahu namanya lucu dan aneh, kalau diterjemahkan bebas begini, Mukidi berarti apasaja, sentil artinya sangat jelas hanya orang bodoh saja yang pura-pura bego kagak tahu, apalagi belang,” Menurut pengamatanku berdasarkan pengalaman dan cerita Panutan, mereka sesungguhnya sedang terjadi banyak konflik yang dibuat-buat, yang datangnya dari Mukidi si tukang sentil dan selalu meninggalkan belang. Meninggalkan belang artinya meninggalkan bekas luka-luka yang tidak indah. Mana ada belang yang indah, kebanyakan belang menjijikan bila dipandang.

Mukidi sering menyombongkan dirinya, di seluruh Soka Limo dia mengaku yang terpandai, orang selainnya bodoh, ia mengaku mengetahui segalanya suka sekali mempecundangi teman lainnya sebagai orang tua tak guna. Kebiasaan sehari-hari yang menyebabkan dia itu sering lepas bicara yang menjadi ciri pelacur. Wajar saja 20 tahun bergumul dengan tugasnya sebagai penyuluh pusat pelacuran dikawasan Elite Elite. “Beritapun meledak, isi berita” ada seratusan kader calon guru agama seangkatannya dialah paling pandai membual, "katanya.

“Saya lebih sering mengalah, karena saya sama sekali tidak punya bakat jadi guru agama atau Brahman walaupun nama saya Brahman, apa lagi resimaharesi dibanding dia yang sudah hafal banyak kitab kuno para nabi, lagian pula bait demi bait sastra kuno diterjemahkan nya dengan mulus tanpa ada yang tertinggal titik komanya”.

Sebanding dengan seringnya ia mengutip isi kitab kuno para nabi tentang hidup, sebanding itu pula mempraktekan sumpah serapah makian mulut pelacur. Faktor lingkungan dan banyak mempengaruhi pola hidupnya. Lingkungan yang keras dan tidak higines, lingkungan yang disekelilingnya hidup tidak sehat para pelacur lambat laun dapat mengguncang perkembangan dan merubah perilakunya. Para cerdik pandai menyampaikan fatwanya "jauhi pelacuran apapun alasannya"

Dalam kisah bharata Yudha, “Durna” brahmana mashur keilmuwannya, dialah murid Rama Parasu si manusia setengah dewa gudangnya ilmu dan kebijaksanaan. Telah membekalinya untuk Durna berbagai nasehat mantra suci. “Harap waskita dengan bekal keilmuwanmu saat ini  wahai Durna, engkau telah memiliki kelebihan, yang bisa berubah seketika menjadi karunia atau sebaliknya akan bergelimang dosa. Janganlah engkau memelihara kesombongan, menyombongkan dirimu kepada orang lain, berlaku rendah hatilah engkau Durna, jangan sekali-kali meremehkan orang lain merasa ditimu lebih tinggi.

Durna karena tak terkalahkan, Nasehat Parasu terabaikan, bekal yang diberikan Sang Parasu jadi guru agama manapun janganlah sombong, tak dihiraukannya. Masuk kuping kanan keluar telinga kiri. Dengan berbekal kesaktiannya hidupnya menjadi jumawa, berbagai pantangan dilanggarnya, menjadi antek kejahatan Hastina menipu keluarga pandawa dan puncaknya bergaul bebas dengan pelacur sehingga menyebabkan Wilutama perempuan binal bagaikan kuda betina hamil.

Maha dewa tak mengampuninya pada perang barata yudha hari ke17 Durna mati secara mengenaskan, mati terpenggal oleh pemuda baru tumbuh Dustajumena. Nama Durna sering kita dengar, bukan sebagai lambang nama yang penuh pujian, nama Durna sering dipakai sebagai umpatan atau untuk merendahkan orang lain yang kemampuan akal dan pikirannya dipergunakan untuk menyombongkan diri, mengumpat dan menghina orang lain.  Nama Durna identik dengan Mukidi Sentil Belang.

Jakarta, 7 September 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun